Seperti para pegawai bank itu, yang selalu tersenyum ramah pada nasabah. Sehingga nasabah bisa lebih rileks untuk menceritakan masalah yang sedang ia hadapi.
Perawat
Saya sering menemukan perawat yang masih muda, berusia sekitar 23-30an. Beberapa perawat ada yang ramah, tapi ada juga yang hanya sekedar menjalankan tugas.Â
Bahkan saya sering melihat para perawat yang memarahi orang yang lebih tua seperti lansia yang sulit diatur, memang tujuannya agar para lansia yang sulit diatur itu menjadi mau diatur, tapi menurut saya tampak tidak sopan sekali.Â
Alangkah manisnya ketika para perawat yang cantik-cantik dan ganteng-ganteng itu bersikap lebih sopan dan ramah seperti, "maaf nenek, agar nenek lekas sembuh maka mari kita ikuti petunjuk dokter."Â
Atau, "maaf nenek, selang infus ini akan membantu nenek sehat kembali, jadi dimohon sabar ya." Dengan kata-kata yang sopan, para lansia tentu akan senang sekali karena merasa dipedulikan.
Saya punya pengalaman, ketika almarhum kakek saya sakit, dia harus di infus. Itu untuk pertama dan terakhir kalinya kakek saya diinfus. Kakek saya kaget kenapa dia di infus. Lalu tiba-tiba dia mencabut jarum infus itu, darah mengucur deras.
Sontak perawat itu langsung memarahi kakek saya. Kakek saya yang tidak punya pengalaman di infus itupun lalu bisa diam. Tapi bagi saya sikap perawat itu tidak sopan, dia tidak bisa memahami bahwa kakek saya adalah orang yang awam dengan dunia rumah sakit.
Menurut saya, seharusnya perawat itu memahamkan kepada kakek saya dengan sopan terlebih dahulu tentang mengapa ia harus di infus.
Dokter
Tentang keramahan dokter tentu tidak perlu diragukan. Mayoritas dokter memang ramah, kecuali untuk beberapa saja yang memang kurang ramah atau tidak ramah sehingga tiba-tiba marah-marah seperti yang saya dan ibu saya alami tadi.Â
Padahal menurut saya dokter seharusnya berbicara yang baik dan menyenangkan untuk pasien, tidak perlu melonjak-lonjak. Atau memang sifatnya seperti itu, entahlah.