Mohon tunggu...
Erni Lubis
Erni Lubis Mohon Tunggu... Guru - Pengajar dan pembelar

Mencoba menulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Kebiasaan Mengatur Hidup Orang Lain, Tepatkah?

16 November 2019   22:56 Diperbarui: 19 November 2019   19:03 693
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi memarahi dan mengatur orang lain. (sumber: 123rf.com)

Bukannya kerja bakti tidak penting, kerja bakti itu penting tapi ada yang harus lebih diprioritaskan dalam hal ini, yaitu bekerja, terikat dengan kepercayaan pada orang yang mempekerjakan kita. Jadi menurut saya, tidak perlu ibu saya ini mempermasalahkan hal-hal yang sebenarnya tidak perlu dipermasalahkan.

Kejadian kelima, kegiatan mengatur hidup orang lain yang terakhir dilakukan oleh nenek saya. Nenek saya menyuruh saya pulang karena di rumah akan ada arisan keluarga. Padahal posisi saya di Solo, dan saya juga memiliki deadline pekerjaan. 

Nenek saya bilang kepada keluarga besar saya katanya saya tidak mau bersosialisasi, tidak mau kumpul-kumpul, makanya tidak pulang. Demi menjaga hubungan baik antara saya dan nenek saya, saya tidak terlalu mempermasalahkan tuduhan-tuduhan nenek saya itu. 

Biarlah beliau bersikap semacam itu, toh kalaupun saya jelaskan pekerjaan-pekerjaan saya di sini yang harus saya selesaikan, beliau juga tidak akan paham.

Mengatur hidup orang lain sudah menjadi kebiasaan di masyarakat kita. Bagi saya, mengatur hidup orang lain ini merupakan kebiasaan negatif. 

Mereka tidak bisa memahami privasi orang lain, dan sibuk dengan pendapat mereka sendiri bahwa yang dilakukan orang lain itu salah sedangkan yang benar itu dia seorang. 

Hal-hal yang seharusnya tidak perlu diperdebatkan, atau tidak perlu dipermasalahkan, kadang malah berujung pada ketidaknyamanan bahkan pertengkaran hanya karena merasa paling benar.

Kebiasaan mengatur hidup orang lain pada akhirnya hanya akan menyebabkan kita tidak pernah bisa maju karena terlalu sibuk mengurusi urusan orang lain dan menyebabkan kita tidak mau belajar menghargai hal-hal privasi orang lain. 

Mungkin ini juga merupakan jawaban dari sebuah pertanyaan,

Mengapa orang sulit sekali di ajak maju?

 Karena mereka terlalu sibuk mengatur hidup orang lain, membanding-bandingkan dirinya dengan orang lain, menyalahkan orang lain, hingga melupakan dirinya sendiri untuk berfikir lebih maju dari orang lain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun