Film "Bebas" dan Relevansinya dengan Real Life

Relevansi Film Bebas dengan Real Life

Pertama, hampir semua siswa SMA memiliki geng di sekolahnya. Gang itu biasanya diberi nama. Bubarnya geng tersebut, biasanya karena mereka telah lulus, namun ada juga geng yang awet bahkan hingga mereka dewasa. Terlebih, di era digital saat ini, mereka bisa membuat grup melalui whatsapp yang bisa abadi hingga dewasa tua.

Kedua, kisah aksi demo 1995 adalah kisah fakta yang terjadi di Indonesia untuk meruntuhkan rezim Soeharto. Kakak Vina, yang seorang aktivis terlibat dalam demo tersebut, bahkan ia mengatakan itu adalah aksi jihad untuk Indonesia. 

Aksi ini masih relevan hingga sekarang. Mahasiswa melakukan aksi demo bukanlah suatu hal yang dianggap aneh. Real life yang lain adalah, di kehidupan dewasa, kakak Vina menjadi anggota dewan dan terlibat aksi korupsi. Ini juga bukan hal yang aneh di Indonesia. 

Banyak para aktivis yang pada akhirnya menjabat sebagai anggota dewan dan terlibat korupsi. Bahkan ada istilah, untuk menjadi seorang pejabat, kita tidak perlu benar-benar pintar atau benar-benar bermoral, cukup pandai bersuara saja. Ini merupakan femomena di Indonesi.

Bahkan di negara lain, dari tahun 1995 hingga sekarang tetap menjadi konflik yang mentradisi dan belum ada solusinya kecuali KPK bergerak. Meskipun banyak juga pejabat yang bekerja dengan hati, tetapi itu tidak mampu menghapus anggapan masyarakat bahwa politik itu kotor.

Ketiga, kisah cinta yang tak berujung. Kisah cinta yang disuguhkan di film tersebut antara Vina dan Jaka, seorang mahasiswa yang bukan seorang aktivis tetapi seorang yang mencintai musik dan kedamaian, berhasil membuat Vina jatuh hati. 

Tetapi kisah ini tak berujung happy ending, karena ternyata Jaka dan Suci ada hubungan yang serius (pacaran secara diam-diam). 

Kisah ini berhasil menjelaskan kepada Vina bahwa cintanya bertepuk sebelah tangan. Dan entah bagaimana selanjutnya kisah ini, tak begitu dibahas, tetapi menariknya kisah ini pernah dialami oleh semua manusia di muka bumi minimal sekali seumur hidup sampai akhirnya bertemu dengan jodohnya masing-masing.

Akhirnya bahwa setiap orang di dunia ini pernah mengalami berbagai tragedi di setiap tahap kehidupannya. Cobaan-cobaan dan kisah hidup manusia itu tidak sama, jadi tidak bisa kita bandingkan antara cobaan kita dengan cobaan yang dihadapi  orang lain. 

Semua orang punya masalahnya masing-masing di setiap tahap kehidupannya, baik konflik percintaan, keluarga, lingkungan masyarakat, organisasi, ekonomi, sekolah, bahkan politik.