Mohon tunggu...
Lipur_Sarie
Lipur_Sarie Mohon Tunggu... Lainnya - Ibu rumah tangga yang mencintai alam

Indonesia adalah potongan surga yang dikirimkan Sang Pencipta untuk rakyatnya

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Libur Panjang Kemana Saja ?

30 Januari 2025   10:32 Diperbarui: 30 Januari 2025   10:32 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ft. 4 Beberapa replika kereta api dengan keterangan dibawahnya (koleksi pribadi)

Hari itu Selasa, 28 Januari 2025. Kira-kira pukul 05.50-an wib kami keluar rumah menuju stasiun Kadipiro dengan jalan kaki. Karena memang jarak dari rumah dan stasiun tidak terlalu jauh. Dengan PeDe kami berdua berjalan ke arah utara, menyusuri tembok samping rel dengan bayangan sampai stasiun dengan cepat. Ternyataaa...temboknya full sampai mendekati RS Ngipang. Alhasil kami harus putar balik, berjalan dibawah rel layang Joglo melewati Jl. Solo Purwodadi. Kereta BIAS atau kereta bandara yang akan kami naiki berangkat pukul 06.17 wib. Berpacu dengan waktu, nggak lucu dong...rencana yang sudah kami buat gagal gara-gara ketinggalan kereta.

Akhirnya kami berdua, saya dan anak saya sampai di stasiun Kadipiro kira-kira pukul 06.05 wib. Karena kami pesen tiket dua hari sebelumnya secara online, jadi setelah sampai stasiun, kami hanya menunjukkan aplikasi KAI saja ke petugas peron. Oh ya, untuk naik kereta api BIAS harga tiketnya hanya Rp. 40.000,-. Senang rasanya ketika yang ditunggu-tunggu datang. Persis pukul 06.17 wib dan kereta berangkat pukul 06.18 wib. Tujuan kami ke stasiun Madiun. Exited sekali ketika kereta melewati rel layang Joglo, salah satu icon kota Solo yang baru dan viral yang menjadi kebanggaan warga Solo. Hasil karya anak bangsa. Melihat kampung Kadipiro dari atas dan melihat kendaraan yang melintas di bawahnya.

Dengan harga tiket yang termasuk murah, namun fasilitas di dalam kereta bagus dan bersih. Ac juga bekerja dengan baik. Dari stasiun ke stasiun berikutnya gerbong yang kami tidak full penumpang. Akhirnya, kamipun tiba di stasiun Madiun kira-kira pukul 07.40-an wib. Kami tidak segera keluar stasiun, karena anak saya ingin melihat kereta yang kami tumpangi berangkat. Sedangkan para penumpang lainnya langsung keluar stasiun. Ternyata...bagi penumpang kereta api jarak dekat tidak diperbolehkan berlama-lama di stasiun. Setelah berbicara dengan salah satu petugas disana dengan menunjukkan aplikasi KAI, karena kami baru pertama naik KA BIAS dan belum tahu peraturan tersebut, maka kami tidak kena klaim, tidak harus membayar lagi.

Ft. 2 Penampilan pincuk Madiun yang lancip di bawah, sehingga makannya harus ditopang dengan tangan(koleksi pribadi)
Ft. 2 Penampilan pincuk Madiun yang lancip di bawah, sehingga makannya harus ditopang dengan tangan(koleksi pribadi)

Karena ketika berangkat dari rumah belum sarapan, maka kamipun segera mencari warung makan terdekat. Yang terlihat dari stasiun hanya satu warung saja. Kamipun menuju kesana, warung Bu Sugeng yang menjual nasi pecel, nasi rawon dan jadah bakar. Makan nasi pecel Madiun di kota Madiun. Hmmm...Saya segera memesan nasi pecel sedangkan anak saya nasi rawon. Dari sini sudah terlihat perbedaan antara Solo dan Madiun. Model pincuk. Di Madiun, bawahnya lancip dan sisi pincuk yang lebih tegak, sehingga kurang pas kalau diletakkan di atas meja. Sehingga makannya harus ditopang dengan tangan (disonggo). Kemudian porsinya juga berbeda. Bagi saya ini porsi jumbo. Meski saya sudah minta nasi sedikit, tapi tetep saja banyak. Hehehe....Berbahagialah ditakdirkan hidup di negeri Indonesia yang mempunyai keberagam budaya.

Beberapa saat setelah selesai makan, kamipun jalan-jalan menikmati kota Madiun. Sekitaran Jl. Pahlawan terutama pedestrian, benar-benar memanjakan para pejalan kaki. Ada beberapa kursi dan meja yang sangat nyaman untuk sekedar nongki sambil menikmati jajanan UMKM dibawah pepohonan rindang. Belum lagi ketika masuk ke venue Pahlawan Religi Center. Ada mushola yang dibuat seperti kabah dengan payung ala-ala Masjid Nabawi, namun juga ada miniature Menara Eifel. Di sebelah timur, kita bisa melihat miniatur patung Liberty, patung Merlion dan kereta api cepat Jepang. Semua ramah anak. Ah...tata kota yang sangat bagus untuk sebuah kabupaten.

Ft. 3 Sejarah perkembangan kereta api dunia dan Indonesia dalam kafe Arum Dalu (koleksi pribadi)
Ft. 3 Sejarah perkembangan kereta api dunia dan Indonesia dalam kafe Arum Dalu (koleksi pribadi)

Setelah puas bersantai di Pahlawan Religi Center, membeli sedikit oleh-oleh serta menunaikan ibadah sholat Dhuhur, kami melanjutkan perjalanan. Karena sudah saatnya makan siang, maka tujuan kami adalah kuliner. Sambil searching, akhirnya kami memutuskan makan siang di kafe Arum Dalu dengan gocar.

Ft. 4 Beberapa replika kereta api dengan keterangan dibawahnya (koleksi pribadi)
Ft. 4 Beberapa replika kereta api dengan keterangan dibawahnya (koleksi pribadi)

PT INKA adalah Industri Kereta Api terbesar se-Asia Tenggara. Berdiri pada tanggal 18 Mei 1981, berlokasi di Jl. Yos Sudarso, Madiun. Dahulu merupakan Balai Yasa Perusahaan Kereta Api (PJKA). Berdiri di atas lahan seluas 22, 5 hektar dan menjadi saksi sejarah perjalanan panjang hingga  saat ini PT INKA berada dibawah BUMN yang bergerak dibidang manufaktur per-keretaapi-an. Produk-produk yang dihasilkan sudah diekspor di negara Bangladesh, Philipina, Singapura, Malaysia dan Selandia Baru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun