Sebelum masuk lokasi, Anda akan menjumpai loket masuk. Pembayaran loket masuk di kawasan wisata Girpasang sangat murah, hanya Rp 2.000 saja per orangnya.
Kondisi dan Suasana desa Girpasang
Desa Girpasang adalah sebuah lembah yang terletak di desa Tegalmulyo, Kemalang, Klaten yang menyimpan sejuta pesona yang tersembunyi. Tidak hanya karena keindahan gunung Merapi, tapi juga kearifan lokal warganya yang jujur, polos dan ramah menjadi daya tarik tersendiri dari desa ini. Sebelum sampai di desa ini, Anda sudah disuguhi beberapa warung di pinggir jalan dengan beberapa menu yang disediakan sambil menikmati pemandangan yang memanjakan mata.
Untuk menuju lokasi desa ini, ada beberapa pilihan. Pertama Anda bisa jalan kaki melewati anak tangga kurang lebih 1000 sambil menikmati pesona alamnya yang sangat menakjubkan dari bawah. Kedua, naik gondola. Sebelum tahun 2021 hanya ada gondola barang, baik sebagai transportasi warga atau mengangkut sembako untuk pribadi maupun dijual di warung.Â
Namun, mulai tahun 2021 sudah dibangun jembatan gantung dan gondola. Jika ingin melewati jembatan gantung tidak dipungut biaya. Namun, jika ingin memberi sumbangan berapapun akan tetap diterima. Uang tersebut akan digunakan untuk perawatan jembatan. Sedangkan jika ingin naik gondola, ada tarifnya. Yaitu Rp. 60.000,- per orang. Selamat menikmati sensasinya, melihat dasar lembah atau jurang dan sekeliling dari gondola.
Sebelum ada pembangunan jembatan gantung dan gondola, sudah dilakukan pembinaan Sapta Pesona antara Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga denga warga setempat sehingga Girpasang menjadi desa wisata dengan keunikan yang tidak miliki oleh desa-desa wisata lainnya.
Setelah sampai di desa Girpasang, Anda bisa menikmati suasana desa dengan jalan-jalan, atau menikmati kuliner khasnya di warung warga yang ada disana. Kopi robusta Merapi, nasi goreng jagung dan camilan-camilan lainnya. Selain itu juga ada rumah makan semacam kafe yang terletak disisi timur desa.
Cerita Dibalik Jembatan Gantung Girpasang
Sebelum tahun 2019, keberadaan desa ini tidak terdengar keluar wilayah Klaten. Warga setempat menjalani kehidupan dengan sejumlah kesulitan akses, baik transportasi maupun lainnya.Â
Satu-satunya akses adalah melewati anak tangga yang berkelok-kelok berjumlah seribuan untuk berinteraksi dengan warga desa lain tanpa lampu penerangan. Termasuk kegiatan sekolah, membawa hasil bumi, pakan ternak atau membawa ternak.