Mohon tunggu...
Lipur_Sarie
Lipur_Sarie Mohon Tunggu... Lainnya - Ibu rumah tangga yang mencintai alam

Indonesia adalah potongan surga yang dikirimkan Sang Pencipta untuk rakyatnya

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Kejurnas dan Milad Satria Nusantara

4 September 2024   10:17 Diperbarui: 4 September 2024   14:44 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gb. 4 Penyerahan tumpeng oleh guru SN Drs. H. Maryanto kepada para pelatih pusat dan daerah (ft. pribadi)

Jumat, 30 Agustus 2024 kira-kira pukul 19.30 wib saya dan suami berangkat dari Solo menuju Padepokan Satria Nusantara yang beralamat di Jl. Watugendong Kuweron, RT.04/RW.23, Cemoroharjo, Candibinangun, Pakem, Sleman, Yogyakarta. Tidak butuh waktu lama, kira-kira pukul 21.00 wib kami sampai di tujuan. Setelah menempatkan tas bawaan di kamar, kami dijamu makan malam di pendopo yang sudah disediakan panitia. Tampak di sisi utara pendopo beberapa pelatih daerah dan pelatih pusat sedang meeting membicarakan teknis Kejurnas yang diadakan mulai tanggal 31 Agustus - 1 September 2024. Nomer-nomer yang dilombakan antara lain :

1. Profil kebugaran perorangan, terdiri dari :

- Kelompok umur s/d 39 putra dan putri

- Kelompok umur 40 -49 putra dan putri

- Kelompok umur 50 -59 putra dan putri

- Kelompok umur 60 + putra dan putri

2. Jurus baku tingkat gabungan 7 beregu putra dan putri

3. Jurus 5 putar perorangan putra dan putri

4. Penjuru 3 perorangan putra dan putri

5. Jurus dasar beregu putra dan putri

6. Tahan nafas perorangan putra dan putri terdiri dari :

- Kelompok umur s/d 49 tahun putra dan putri

- Kelompok umur 50 + putra dan putri

Padepokan Satria Nusantara dibangun diatas tanah seluas 6000 M2. Ada lima bangunan utama dalam bentuk limasan khas Yogya. Satu pendopo, satu rumah utama, dua tempat penginapan dan satu bangunan mushola. Untuk tempat penginapan kurang lebih bisa menampung 50 orang. Dan malam itu saya dan suami berbeda bangunan tempat penginap. Saya di sisi barat, sedang suami di sisi timur. Kamar yang saya tempati berisi 4 orang. Bangunan penginapan tidak semuanya terbuat dari tembok. Untuk sekat antar kamar terbuat dari bambu atau gedhek, begitu juga dengan pintunya. Atap atau plafon juga terbuat dari kayu. Semua bangunan yang ada disitu menyatu dengan alam. Terlebih musholanya. Berbentuk gazebo dengan kolam ikan dibawahnya. Bisa terbayang kan...sewaktu melaksanakan sholat sambil menikmati suara air dari gerakan ikan-ikan dibawahnya.

Untuk bagian depan, ada taman rumput yang luas. Taman rumput itu biasa digunakan untuk latihan. Selain itu, di padepokan Satria Nusantara banyak ditanam pohon-pohon antara lain pohon nangka genjah (sedikit daminya), pohon tledhung atau kesemek, pohon manggis, tanaman markisa berada di antara tempat penginapan dan beberapa tanaman lainnya. Semua itu semakin membuat suasana padepokan menjadi asri ditambah lingkungan sekitar yang mendukung dengan pohon-pohon yang tinggi dan udara sejuk gunung Merapi.

Sebelum pagi menjelang, untuk menghindari antri mandi, teman-teman sekamar saya sudah mandi dari jam 03.30-an. Sebelum upacara pembukaan di pendopo, kami menikmati sarapan dengan nasi soto khas Yogyakarta. Dari istri Bp. Imam Supangat selain pelatih pusat, beliau juga adik kandung Drs. H. Maryanto, sang pendiri Satria Nusantara mengatakan kalau semua menu yang disajikan di Padepokan menggunakan nasi merah, sayur tanpa msg dan semuanya fresh. Hmm...benar-benar menu atlit.

Setelah acara pembukaan selesai, nomer pertama lomba adalah kebugaran jantung. Namun, lokasinya tidak di padepokan, melainkan di lapangan Sekolah Dasar (SD) di seberang padepokan. Jarak lari adalah 20 meter. Untuk kali ini saya ikut 2 nomer lomba, yaitu profil kebugaran usia s/d 49 tahun putri dan tahan nafas usia s/d 49 tahun putri. Adapun hasil dari lomba ini saya mendapat juara 2 dengan level 4 sutlle 5 sedang juara 1 dengan level 4 sutlle 7. Hasil saya menurun dibanding FORDA di Banyumas Juni kemarin. Disana saya bisa mencapai level 5 sutlle 5. Entah mengapa, mungkin kondisi ketinggian mempengaruhi kekuatan nafas.

Setelah lomba kebugaran jantung selesai, acara lomba kembali ke padepokan. Baik jurus dasar, gabungan 7, putar, penjuru 3 sampai tahan nafas. Untuk lomba tahan nafas, saya bisa memecah rekor saya sendiri. Ketika di FORNAS Bandung, Juli 2023 saya mencapai sekitar 1,15 menit dan mendapat juara 3. Sedang di Kejurnas ini, saya bisa mencapai 1,40 menit mendapat juara 2 sedang juara 1 mencapai 1,48 menit. Untuk saya pribadi, ada kenaikan yang luar biasa. Dari nomer-nomer yang dilombakan, hanya penjuru 3 yang ada babak semi final dan final. Suami masuk final. Untuk pelaksanaannya bukan di padepokan melainkan di Karang Pramuka, Kaliurang yang berjarak kurang lebih 7 km dari padepokan ke arah barat.

Mengapa final penjuru 3 dilakukan di Karang Pramuka Kaliurang ? Karena disana akan dilangsungkan latihan bersama (LatBer), ujian kenaikan tingkat (EKT) sekaligus merayakan ulang tahun Satria Nusantara ke-39.

Gb. 2 Aku dan suami dengan medali yang kami peroleh (ft. pribadi)
Gb. 2 Aku dan suami dengan medali yang kami peroleh (ft. pribadi)

Minggu pagi, 1 September 2024 mulai jam 06.00 wib para pegiat Satria Nusantara dari berbagai daerah di Indonesia mulai berdatangan. Cuaca berkabut membuat bumi perkemahan Karang Pramuka semakin syahdu. Sebelum acara final penjuru 3, latihan bersama dan EKT dimulai, ada sambutan dari Drs. H. Maryanto tentang manfaat SN bagi kesehatan. Untuk mengawali latihan bersama, moment ini digunakan oleh sang guru Drs. H. Maryanto untuk sosialisasi pemanasan/warming up dan pendinginan/colling down yang baru tiap kali latihan diadakan.

Gb. 3 Para pegiat Satria Nusantara dari berbagai daerah di Indonesia (ft. pribadi)
Gb. 3 Para pegiat Satria Nusantara dari berbagai daerah di Indonesia (ft. pribadi)

Setelahnya final penjuru 3 putra dimulai, selain itu jurus 5 putar juga diulang, karena pelaksanaan hari Sabtu ada kesalahan atau miss dari panitia. Untuk Jurus Penjuru 3 Satria Nusantara Solo mendapat juara 3.

Sekilas Sejarah Satria Nusantara

Satria Nusantara berdiri pada tanggal 31 Agustus 1985 di wilayah Gedong Kuning Yogyakarta dengan nama Perguruan Satria Nusantara, dengan pembina dan sumber ilmunya Drs. Maryanto. Beberapa kali uji coba dijalani dengan siswa pertamanya yang bernama Agus Supriyanto. Setelah dampak dan manfaat yang ditimbulkan diyakini mempunyai pengaruh positif terhadap kesehatan, barulah pelatihannya ditawarkan kepada masyarakat sekitar dengan latihan pertama di halaman SD Sekarsulih, Maguwo, Bantul, Yogyakarta.

Sebagai orang yang berlatar belakang alumni Fakultas Kimia UGM, Drs. Maryanto tidak sependapat jika pengelolaan/pengembangan "tenaga dalam" dilakukan secara sembunyi-sembunyi dengan acara ritual yang seringkali bersifat dogmatis dan tidak sejalan dengan kaidah agama. Oleh karena Satria Nusantara tenaga dalam dikemas dan dikembangkan dengan pendekaatan ilmu yang telah ada. Terutama dari tinjauan medis dalam mengkungkap misteri tentang tenaga dalam.

Satu tahun sesudahnya, yaitu tahun 1986 untuk memantapkan usahanya maka berdirilah Yayasan Satria Nusantara dengan pendirinya Drs. Maryanto, HJ. Farchatul Kifyati dan Mufti Nokhman SH dengan akta notaris no. 33 tanggal 11 Agustus 1986 dan didaftarkan di Pengadilan Negeri Yogyakarta dengan akta notaris no. 33 tanggal 11 Agustus 1986.

Adapun tujuan utama Yayasan Satria Nusantara adalah membantu pemerintah dalam bidang pembinaan olahraga sekaligus untuk memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan masyarakat yang sehat lahir batin, percaya diri serta memiliki fisik dan mental tauhid. Bersamaan dengan berdirinya Yayasan Satria Nusantara, maka Perguruan Tenaga Dalam Satria Nusantara berubah namanya menjadi Lembaga Seni Bela Diri Tenaga Dalam Satria Nusantara (LSBTD-SN).

Dari tahun ke tahun Satria Nusantara mengalami perkembangan yang signifikan. Data pada akhir tahun 1987 menyebutkan bahwa jumlah perwakilan Lembaga Daerah sebanyak lima, yaitu Yogyakarta, Jakarta, Semarang, Bandung dan Bandar Lampung. Permintaan masyarakat maupun para pejabat untuk mendirikan perwakilan Satria Nusantara di berbagai daerah terus berdatangan, sehingga grafik dari tahun ke tahun mengalami kenaikan yang stabil.

Pada Lustrum I tahun 1990 dibuka perwakilan sebanyak 58 lembaga, terdiri dari 19 propinsi termasuk satu Lembaga di Nederland. Sebagai penutup jumlah propinsi di Indonesia pada waktu itu, maka Jayapura mewakili propinsi Irian Jaya. Hal itu terjadi di akhir bulan November 1992.

Gb. 4 Penyerahan tumpeng oleh guru SN Drs. H. Maryanto kepada para pelatih pusat dan daerah (ft. pribadi)
Gb. 4 Penyerahan tumpeng oleh guru SN Drs. H. Maryanto kepada para pelatih pusat dan daerah (ft. pribadi)

Pembenahan organisasi selalu dilaksanakan terus-menerus, salah satunya dengan kegiatan Rakernas sebagai bentuk respon, usulan dan kepedulian terhadap perkembangan Satria Nusantara (SN). Menanggapi hal tersebut, atas persetujuan peserta Rakernas Pengurus Lembaga tanggal 17 Juli 1993 di Bengkulu diadakan perubahan yang cukup mendasar yaitu masalah nama dan lambang Satria Nusantara. Dari sisi nama diubah menjadi Lembaga Seni Pernafasan Satria Nusantara (LSP-SN). Karena nama tersebut dirasa lebih tepat, sebab inti yang diolah dari olah raga ini adalah pernafasan, sedangkan tenaga dalam yang diperoleh adalah bonus. Untuk lambang, sejak berdiri baru mengalami perubahan pertama kali. Perubahan tersebut hanya pada salah satu bagian saja, yaitu lambang berupa bintang segi enam dirubah menjadi bunga padma berkelopak enam. Dengan diubahnya lambang ini, diharapkan tidak menyerupai lagi bentuk lambang negara tertentu yang mempunyai pandangan dan falsafah hidup yang bentangan dengan bangsa Indonsia.

Satria Nusantara dengan jargonnya  " Sembuh, Sehat, Saudara " mempunyai makna sebagai berikut :

Sembuh yaitu mengupayakan kesembuhan bagi yang sakit dengan metoda penghusadaan maupun swahusada melalui pelatihan.

Sehat yaitu memberikan media olahraga bagi masyarakat yang ingin selalu menjaga dan meningkatkan derajat kesehatan maupun kebugaran tubuh.

Saudara yaitu menjalin persatuan berdasarkan asas persaudaraan sesama umat manusia.

Pada hari Sabtu, 31 Agustus 2024 Lembaga Seni Pernafasan Satria Nusantara (LSP-SN) tepat berusia 39 tahun. Sebuah perjalanan panjang dengan pasang surutnya bagi sebuah organisasi hingga bisa tetap berdiri sampai saat ini. Perayaan tersebut diadakan di bumi perkemahan Karang Pramuka, Kaliurang, Yogyakarta bersamaan dengan kegiatan Kejurnas, Latihan Bersama, Evaluasi Kenaikan Tingkat (EKT) dan pengumunan serta menyerahan medali + piagam bagi para pemenang lomba, dengan pembagian tumpeng keleman. Pembagian tersebut diserahkan langsung oleh sang guru Drs. H. Maryanto kepada seluruh pelatih nasional dan pelatih daerah dihadapan sekitar 700 pegiat dari berbagai daerah mulai dari Yogyakarta sampai Aceh.

Selamat ulang tahun, Satria Nusantara ke-39. Semoga panjang umur dan tetaplah pada tujuan utamamu, mensejahterakan manusia dengan meningkat derajat kesehatan melalui olahraga pernafasan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun