Mohon tunggu...
Lipur_Sarie
Lipur_Sarie Mohon Tunggu... Lainnya - Ibu rumah tangga yang mencintai alam

Indonesia adalah potongan surga yang dikirimkan Sang Pencipta untuk rakyatnya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ketika KOMINFO Menyapa, Sambutlah dengan Tangan Terbuka

24 Juli 2024   11:03 Diperbarui: 24 Juli 2024   13:27 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gb. 1 Suasana depan Munumen Pers Nasional (Ft. pribadi)

Kemarin siang, suasana Monumen Pers ( baca juga https://www.kompasiana.com/sarie/552a208d6ea834040e552d15/monumen-pers-nasional-riwayatmu-kini ) yang sehari-hari lengang tampak ramai oleh ABG berseragam putih abu, banyak sepeda motor yang diparkir di depannya dan ada band. Selain itu juga ada beberapa stand UMKM yang terdiri minuman dan makanan ringan. Ternyata Monumen Pers Nasional yang beralamatkan Jl. Gajah Mada No. 59 Surakarta dan berada di dibawah KOMINFO (Kementerian Komunikasi dan Informasi) sedang punya gawe. Kegiatan yang bertajuk "Keberagaman Koleksi Museum Nusantara" diselenggarakan  tgl. 22- 26 Juli 2024 dari pukul 08.00 - 16.00 wib mampu menjadi magnet bagi masyarakat, khususnya pelajar. Ketika kita kesana kita bisa menyaksikan pameran bersama museum, panggung ekspresi, expo UMKM dan quiz museum. Apakah ada HTM ? Tidak. Untuk masuk ke gedung Monumen Pers gratis.

Untuk kegiatan yang pertama kali dilakukan ini, tidak tanggung-tanggung. Monumen Pers Nasional sebagai tuan rumah dan penyelenggara mampu menggandeng 16 museum yang ada di Indonesia, diantaranya : Museum BPK RI, Museum Biologi UGM, Museum Bank Mandiri, Museum Deli Serdang, Museum Neka Art Bali, Museum Penerangan, Museum Radya Pustaka, Museum Rumah Budaya Kratonan, Museum Kretek Kudus, Museum Sangiran, Museum Ranggawarsito, Museum Sandi, Museum Akpol, Museum Geologi, Museum Bank Indonesia dan Museum Pers Nasional.

Acara Mata Najwa On Stage "Panggung Warisan Budaya" hadir di pendopo Ageng GPH Joyokusumo ISI (Institut Seni Indonesia) Surakarta pada tanggal 10 Juli 2024 dengan salah satu nara sumbernya adalah Bp. Hilmar Farid, B.A.,M.A., Ph.D selaku Dirjen Kebudayaan Kemenristekdikti. Dalam obrolannya dengan Mbak Nana, beliau mengatakan bahwa saatnya museum unjuk gigi. Bekerjasama melakukan edukasi bagi masyarakat salah satu caranya dengan pameran. Hal itu menjadi gayung bersambut dengan Kominfo. Dan ini adalah hal yang positif dan sebaiknya harus terus dilakukan di tempat-tempat lain.

Gb. 2 Beberapa stand museum dalam ruang pamer (Ft. pribadi)
Gb. 2 Beberapa stand museum dalam ruang pamer (Ft. pribadi)

Ketika kita memasuki ruang pamer gedung Monumen Pers Nasional, kita akan disambut stand dari Museum BPK RI. Untuk menarik perhatian masyarakat dan mengedukasi anak-anak, mereka menyediakan souvenir yang lucu dan games. Dari buku panduan museum BKP RI yang disediakan, kita bisa mengetahui bahwa Museum BPK RI yang berlokasi di Magelang tersebut mempunyai bagian-bagian yang terdiri dari :

  • Lobi.

Ruang ini merupakan ruang pertama yang dijumpai ketika memasuki museum. Di ruangan ini pula disamping memperkenalkan BPK secara umum juga menginformasikan tagline museum " BPK Menjaga Harta Negara". Selain itu, di lobi ini juga dua tokoh yang mempunyai penting dalam pendirian BPK RI yang terkenal dengan dwi tunggal, yaitu Soekarno - Hatta.

  • Ruang Audio Visual.

Ruang ini menampilkan beberapa film pendek yang terinspirasi dari hasil pemeriksaan BPK RI dan pemenang dalam pelaksanaan Festival Film Kawal Harta Negara (FFKHN) yang diselenggarakan oleh BPK RI. Film tersebut berjudul " Cerita Kami", "Kertas Si Omas", "Uang Rujak Emak".

  • Ruang Wajah BPK.

Ruang ini mendeskripsikan profil BPK RI secara umum dengan visualisasi desain panel yang interaktif, mudah dimengerti dan partisipatif.

  • Ruang Titik Nol.

Setiap lembaga memiliki perjalanan sejarah yang panjang sejak berdirinya. Begitu juga dengan BPK RI. Lembaga ini awal mula berdiri di Magelang pada thn. 1947 bereksistensi hingga saat ini di Jakarta.

  • Ruang BPK

Ruang ini berisi profil badan, berdasar periodisasi, dimulai masa awal kemerdekaan hingga pasca reformasi. Namun tetap menampikan sisi humanis dan memorabilia para ketua BKP RI dari masa ke masa.

  • Ruang Rekam Jejak

Sesuai dengan nama ruangan tersebut, maka diinformasikan tentang hasil pemeriksaan BPK RI dan jejak-jejak partisipasi BPK di dunia internasional, serta terdapat juga foto-foto kerja para auditor BPK RI ketika menjalankan pemeriksaan di lapangan.

  • Kids Museum

Ruangan ini mengusung konsep penyajian konten ke-BPK-an secara ringan, partisipatif, interaktif dan yang terpenting adalah menarik. Supaya anak-anak dengan mudah mencerna dan memahami konten yang dimaksud.

  • Storage dan Ruang Konservasi

Ruangan ini merupakan ruang yang dipergunakan untuk memajang koleksi-koleksi museum yang tidak terpajang di bagian inti museum namun mempunyai nilai historis dan makna yang dalam bagi perkembangan BPK RI. Selain itu, ruangan ini juga untuk kegiatan konservasi koleksi museum.

  • Perpustakaan.

Ruangan ini berisi koleksi pustaka tentang sejarah, tugas pemeriksaan BPK RI, dan hal-hal yang berhubungan dengan ke-BPK-an lainnya. Selain itu, pustaka non ke-BPK-an juga ada, seperti keuangan negara, auditing, akuntasi dll.

  • Temporary Exhibition.

Ini adalah ruang serbaguna, selain sebagai ruang pamer juga bisa digunakan untuk kegiatan lain. Seperti diskusi, workshop, seminar terbatas atau kegiatan lain baik dari sesama satu komunitas atau diluar komunitas.

  • Panggung terbuka

Museum ini juga mempunyai panggung terbuka  yang berada di halaman gedung. Peruntukannya adalah untuk kegiatan-kegiatan outdoor.

Gb. 3 Jenis racikan dalam membuat rokok kretek (Ft. pribadi)
Gb. 3 Jenis racikan dalam membuat rokok kretek (Ft. pribadi)

Selain stand Museum BPK RI, ada juga yang menarik. Yaitu stand Museum Kretek Kudus. Disana juga dipamerkan peralatan untuk menghasilkan rokok dan jenis-jenis racikan dalam membuat rokok kretek. Antara lain terdiri dari daun salam, jinten hitam, jinten biasa, kembang mayang, vanili, kapulaga, kayu manis dan akar-akaran.

Begitupun dengan Museum Deli Serdang. Disana dipajang manuskrip guru Sauti 1957. Arsip itu bercerita tentang sejarah tari Serampang Duabelas dan tari-tari Melayu lainnya.

Ketika sampai pada stand Museum Penerangan, setelah kita mengisi presensi melalui barcode, kemudian follow IG dan memposting suasana pameran saat itu juga, maka akan mendapat souvenir, ada kipas dan buku catatan. Kita bisa memilih.

Gb. 4 Sudut Geobeans Coffee (Ft. pribadi)
Gb. 4 Sudut Geobeans Coffee (Ft. pribadi)

Sebelum kita keluar dari ruang pamer, ada salah satu sudut yang begitu banyak sekali pengunjung berdiri di depannya. Yaitu Geobeans coffe. Ketika kita sudah membuat survey kepuasan melalui barcode, maka kita akan mendapat kopi secara cuma-cuma alias gratis. Syaratnya hanya satu. Harus sabar menanti karena antriannya begitu mengular.

Gb. 5 Bersama Bu Icha Dispersib Solo (kiri) dan Mbak Nia dari Radya Pustaka (kanan)
Gb. 5 Bersama Bu Icha Dispersib Solo (kiri) dan Mbak Nia dari Radya Pustaka (kanan)

Sudah saatnya museum bukan lagi sebatas tempat menyimpan benda-benda kuno yang usang, berdebu, kotor dan horor. Namun sebagai salah satu sarana untuk belajar sejarah maupun budaya melalui benda-benda koleksi dan arsip-arsip yang ada di dalamnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun