Mohon tunggu...
Lipur_Sarie
Lipur_Sarie Mohon Tunggu... Lainnya - Ibu rumah tangga yang mencintai alam

Indonesia adalah potongan surga yang dikirimkan Sang Pencipta untuk rakyatnya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mangkunegaran adalah Literasi dan Arsip dari Waktu ke Waktu

1 April 2023   10:51 Diperbarui: 16 Mei 2023   12:31 605
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gb. 2 Para Arsiparis dan Pura Mangkunegaran dari sisi timur (foto: Dwi Santosa)

            Tempat di belakang pendopo terdapat sebuah beranda terbuka, yang bernama Pringgitan, yang mempunyai tangga menuju Ndalem Ageng, sebuah ruangan seluas 1.000 M2, yang secara tradisional merupakan ruang tidur pengantin kerajaan, namun sekarang berfungsi sebagai museum.

            Di belakang Ndalem Ageng, terdapat tempat kediaman keluarga Mangkunagaran sekarang digunakan oleh para keluarga keturunan pangeran adipati. Di tempat ini terdapat taman yang ditumbuhi pohon-pohon dan tanaman hias yang berisi patung-patung klasik bergaya Eropa, serta kolam air mancur.

Literasi

Elizabeth Sulzby "1986" berpendapat bahwa literasi adalah kemampuan berbahasa yang dimiliki oleh seseorang dalam berkomunikasi "membaca, berbicara, menyimak dan menulis" dengan cara yang berbeda sesuai dengan tujuannya. Jika didefinisikan secara singkat, definisi literasi yaitu kemampuan menulis dan membaca.

Menurut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbudristek), ada 6 jenis literasi. Yaitu : 1. Literasi Bahasa Tulis adalah kecakapan untuk memahami isi teks tertulis baik yang tersirat maupun tersurat untuk mengembangkan pengetahuan dan potensi diri. 2. Literasi Numerasi adalah  kecakapan menggunakan berbagai macam angka dan simbol-simbol yang terkait dengan matematika dasar untuk memecahkan masalah praktis dalam berbagai macam konteks kehidupan sehari-hari. 3. Literasi Sains adalah kecakapan untuk memahami fenomena alam dan social di sekitar kita serta mengambil keputusan yang tepat secara ilmiah 4. Literasi Digital  kecakapan menggunakan media digital dengan beretika unntuk memperoleh informasi dan berkomunikasi  5. Literasi Finansial kecakapan untuk mengaplikasikan pemahaman tentang konsep, resiko, ketrampilan dan motivasi dalam konteks finansial 6. Literasi Budaya dan Kewargaan adalah kecakapan dalam memahami dan bersikap terhadap kebudayaan Indonesia sebagai identitas bangsa serta memahami hak dan kewajiban sebagai warganegara.

Untuk mendukung literasi bahasa tulis, di Mangkunengaran ada perpustakaan yang  terletak dilantai dua, diatas Kantor Dinas Urusan Istana dan di sebelah timur pamedan bernama Rekso Pustoko. Perpustakaan Rekso Pustoko didirikan pada tanggal 11 Agustus 1867 di masa pemerintahan KGPAA Mangkunegoro IV. Nama Rekso Pustoko berasal dari kata Rekso yang berarti penjagaan, pengamanan, dan pemeliharaan sedangkan Pustoko berarti tulisan, surat-surat, dan buku.

Awalnya sebagian besar koleksi Rekso Pustoko terdiri atas buku beraksara Jawa, berupa naskah asli, turunan, maupun cetakan. Namun pada masa Mangkunegara VII koleksi Rekso Pustoko semakin bertambah, baik berbahasa Jawa, maupun berbahasa asing terutama bahasa Belanda, Inggris, Perancis, dan Jerman. Beliau menyadari pentingnya kebiasaan membaca bagi perkembangan seseorang agar berwawasan luas. Rekso Pustoko merupakan perpustakaan yang terbuka bagi para pegawai Mangkunegaran, sedang yang tinggal di kompleks Puro Mangkunegaran disediakan Panti Pustoko.

Sejak tahun 1980, Rekso Pustoko dibuka untuk masyarakat umum. Koleksi perpustakaan diantaranya buku, naskah kuno dan foto. Saat ini, jumlah keseluruhan koleksi naskah dan buku kurang lebih 6000 judul. Naskah tertua yang dimiliki Rekso Pustoko adalah Serat Menak berasal dari Bali berbahasa Jawa, berhuruf Jawa, dan ditulis di atas lontar. Koleksi yang terkenal adalah karya luhur dari Mangkunegara IV yakni Serat Wedhotomo, Serat Tripomo, Serat Woroyagyo, dan Serat Laksita Raja.

Arsip

Mangkunegaran merupakan salah satu pusat pemerintahan di Surakarta. Sebagai suatu sistem pemerintahan yang berkembang dari masa ke masa, Mangkunegaran memiliki beberapa arsip yang layak untuk diteliti dan dimanfaatkan dalam ranah ilmu pengetahuan. Sistem waris yang masih dianut secara tetap menjadikan raja di Mangkunegaran masih memiliki hubungan darah satu sama lain, sehingga tak menutup kemungkinan melakukan perbandingan pembuatan kebijakan di zaman yang berbeda melalui studi ilmu kearsipan.

Gb. 2 Para Arsiparis dan Pura Mangkunegaran dari sisi timur (foto: Dwi Santosa)
Gb. 2 Para Arsiparis dan Pura Mangkunegaran dari sisi timur (foto: Dwi Santosa)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun