Mohon tunggu...
Lipur_Sarie
Lipur_Sarie Mohon Tunggu... Lainnya - Ibu rumah tangga yang mencintai alam

Indonesia adalah potongan surga yang dikirimkan Sang Pencipta untuk rakyatnya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Grebeg Sudiro, Akulturasi Jawa-Tionghoa

28 Januari 2014   10:49 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:23 1007
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sudiro atau Sudiroprajan adalah nama salah satu kelurahan di Solo yang terletak di sekitar Pasar Gede dan banyak dihuni penduduk Thionghoa. Ketika Indonesia dipimpin oleh (Alm.) Gusdur, tradisi-tradisi Tionghoa yang semula seperti "dipenjara" sedikit demi sedikit bisa bernafas lega. Barongsai, Liong, wushu maupun busana cheong sam dengan ciri khas merahnya semakin familiar. Grebeg Sudiro yang notabene merupakan akulturasi Jawa - Tionghoa sudah diselenggarakan di Solo sejak tahun 2007. Acara tersebut diadakan sebagai wujud perkembangan tradisi Tionghoa " Buk Teko" yang sudah ada sejak jaman Paku Buwono X.   Buk artinya tempat duduk di tepi jalan yang terbuat dari semen, sedangkan teko adalah tempat minum. Jadi Buk Teko adalah acara yang diadakan di jalanan dengan banyak orang yang duduk-duduk di tepi jalan sambil makan minum. [caption id="attachment_292545" align="aligncenter" width="530" caption="Grebeg Sudiro dengan jodang onde-ondenya (ft by Aan)"][/caption] [caption id="attachment_292546" align="aligncenter" width="516" caption="Penonton sedang berebut kue keranjang (ft by Aan)"]

13908804932073339800
13908804932073339800
[/caption] Grebeg Sudiro diselenggarakan dalam rangka menyambut Tahun Baru Imlek. Seperti tradisi grebeg lainnya, tradisi Grebeg Sudiro  tgl 26 Januari 2014 tempo hari juga ada gunungannya. Gunungan tersebut sebagai wujud persembahan kepada Dewa Bumi yang berisi kue keranjang, bakpia Balong, bakpao, onde-onde, gembukan, sayur mayur maupun buah-buahan yang diarak mulai dari Klenteng Tien Kok Sie yang terletak di sebelah Pasar Gede Hardjonagoro melewati Jl. Jendral Sudirman, Jl. RE. Martadinata (daerah Ketandan), Jl. Urip Sumoharjo dan kembali lagi ke  Pasar Gede. [caption id="attachment_292547" align="aligncenter" width="442" caption="Pertunjukan Barongsai (ft by Aan)"]
13908806951643364187
13908806951643364187
[/caption] [caption id="attachment_292549" align="aligncenter" width="516" caption="Pertunjukan Liong (ft by Aan)"]
13908807691304503208
13908807691304503208
[/caption] Arak-arakan gunungan yang rencananya berakhir di Pasar Gede tapi sudah ludes di tengah jalan karena menjadi rebutan penonton yang sudah mengantri di tepi jalan. Ada beberapa warga yang menyimpan sesuatu yang didapat untuk dijadikan kenang-kenangan. Sudiroprajan merupakan daerah yang strategis untuk pemberdayakan budaya dan ekonomi. Hal tersebut yang menjadi ide masyarakat Jawa, Tionghoa, Pemkot Solo, komunitas Pasar Gede maupun jemaaat Klenteng Tien Kok Sie diselenggarakannya tradisiGrebeg Sudiro. Semoga dengan diadakannya acara Grebeg Sudirotiap tahun dapat mendukung pariwisata Kota Solo dan menunjang pluralisme kebhinekaan Indonesia pada umumnya dan Kota Solo pada khususnya. Salam budaya...

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun