Siapa yang tidak mengenal sapu. Alat kebersihan yang harganya murah tapi fungsi dan manfaatnya luar biasa. Dari rumah tangga sampai mall memerlukan alat ini. Ada dua jenis sapu. Sapu rayung, sapu ijuk dan sapu lidi. Walaupun sama-sama sapu, ketiganya mempunyai fungsi yang berdeda. Kalau sapu rayung dan sapu ijuk dipakai untuk menyapu lantai. Sedang sapu lidi dipakai untuk menyapu halaman. Tapi di tangan Agung Kusuma Widagdo sapu bisa menjadi sesuatu yang berbeda. Melihat situasi negeri yang begitu kompleks masalahnya. Baik dari segi keamanan, kemacetan lalu lintas sampai dengan penyakit mampu menggelitik seorang Agung sehingga lahirlah sebuah karya tari Sapu Jagad. Dengan mengambil gerak-gerak tari Ndolalak (tari rakyat dari Purworejo) yang sudah digarap sedemikian rupa serta didukung lima penari perempuan, satu orang vokal (sinden) , iringan tari, tata busana dan tata cahaya yang apik sajian Sapu Jagad mampu menyedot perhatian penonton di Wisma Seni Taman Budaya Jawa Tengah (TBJT) beberapa waktu yang lalu.
[caption id="attachment_202503" align="aligncenter" width="414" caption="salah satu gerakan sajian tari sapu jagad (ft by quin)"][/caption] [caption id="attachment_202508" align="aligncenter" width="480" caption="lima penari sapu jagad (ft by quin)"]
Sapu Jagad membuang bebendu (hal-hal buruk) baik yang terjadi pada diri sendiri maupun kotoran - kotoran yang ada di sekiling kita sehingga mampu menciptakan kehidupan yang dinamis dan saling bersinergi.
Salam Budaya...
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI