Mohon tunggu...
Lipur_Sarie
Lipur_Sarie Mohon Tunggu... Lainnya - Ibu rumah tangga yang mencintai alam

Indonesia adalah potongan surga yang dikirimkan Sang Pencipta untuk rakyatnya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Dewi Sekartaji

15 Agustus 2012   03:35 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:45 987
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cerita Panji adalah kumpulan cerita pada masa Hindu-Budha di Jawa dengan tokoh sentral Panji Asmorobangun dan Galuh Candrakirana. Cerita tersebut berkisah tentang petualangan cinta Panji Asmorobangun dan Putri Candrakirana (Dewi Sekartaji) sampai pada akhirnya bisa memerintah di Kerajaan Kediri.

Adapun tokoh dalam cerita tersebut menurut Wikipedia adalah : Raden Inu Kertapati (Panji Asmara Bangun , Dewi Sekar Taji ( Galuh Candra Kirana), Panji Semirang (Kuda Narawangsa atau Dewi Sekartaji dalam penyamaran), Klana Sewandana (Klana Tunjung Seta), Ragil Kuning( Dewi Onengan), Gunung Sari, Panji Sinom Pradapa, Panji Brajanata, Panji Kartala, Panji Handaga, Panji Kalang, Klana Jayapuspita, Lembu Amiluhur, Lembu Amijaya, Wirun, Kilisuci, Resi Gatayu, Bremanakanda, Srengginimpuna, Jayalengkara, Panji Kuda Laleyan, Sri Makurung, Kebo Kenanga, Jaka Sumilir, Jatipitutur, Pituturjati, Ujungkelang, Tumenggung Pakencanan, Kudanawarsa, Jaksa Negara, Jaya Kacemba, Jaya Badra, Jaya Singa, Danureja, Sindureja, Klana Maesa Jlamprang, Klana Setubanda, Sarag, Sinjanglaga, Retna Cindaga, Surya Wisesa. Wow...banyak sekali ya...Tokoh-tokoh tersebut bisa disajikan dalam bentuk fragmen. Tapi...jika hanya mengambil salah satu tokohnya saja disebut pethilan. Seperti tari Sekartaji.

[caption id="attachment_193142" align="aligncenter" width="336" caption="tari dewi sekartaji (foto by ester samudra)"][/caption]

Tidak semua penari bisa dengan apik menarikan tari topeng. Karena menari dengan menggunakan topeng membutuhkan skill yang luar biasa. Dia (si penari) harus bisa memerankan tokoh topeng tersebut dengan baik. Bagaimana caranya supaya topeng itu seperti hidup (menari). Disamping dibutuhkan keseimbangan yang luar biasa. Karena penggunaan topeng dalam tari Jawa khususnya gaya Surakarta/Solo, gaya Mangkunegaran maupun Kraton Surakarta adalah digigit bukan ditalikan melingkar ke belakang kepala. Jadi, di balik topeng ada semacam karet yang letaknya di belakang mulut topeng. Supaya kuat, karet tersebut direkatkan dengan menggunakan paku kecil. Nah...karet tersebut  yang digigit. Lobang pada bagian mata pun sangat kecil. Intinya, menari topeng dibutuhkan konsentrasi tinggi, karena harus bisa memadukan gerak, keseimbangan, arah hadap dan olah nafas. Sehingga banyak anggapan, jika seseorang atau seorang penari itu jika sudah bisa menari topeng dengan baik, dia termasuk penari yang benar-benar berkwalitas. Dalam tari Sekartaji, penari tidak membutuhkan rias wajah. Karena topeng dipakai dari awal sampai akhir tarian.

Semoga ulasan ini bisa menambah khasanah seni budaya di negeri nan cantik ini.

Salam budaya...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun