Mohon tunggu...
Sari Dwi Hartiwi
Sari Dwi Hartiwi Mohon Tunggu... Guru - Guru

Saya merupakan seorang pendidik di salah satu madrasah di DIY. Saat ini saya berkecimpung di dunia literasi, sehingga menulis sudah menjadi bagian dari kehidupan saya.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Guru Bahasa Indonesia Terapkan Metode NHT pada Materi Anekdot

25 September 2024   15:38 Diperbarui: 25 September 2024   15:40 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sleman (MAN 2 Sleman) -- Untuk meningkatkan retensi, kompetisi, dan diskusi pada siswa sebagai individu maupun kelompok, guru bahasa Indonesia MAN 2 Sleman menggunakan metode pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) di kelas XB pada Selasa (24/9/24). Seluruh siswa tampak antusias dalam mengikuti pembelajaran.

Sebelum pembelajaran dimulai, seluruh siswa dan guru turut melakukan pembiasaan pagi, yaitu mengaji dan menyanyikan lagu Indonesia Raya. Setelah itu, pembelajaran dimulai dengan di awali dengan pemberian motivasi dan apersepsi. Menjelaskan tujuan dan manfaat pembelajaran anekdot.

Dalam pembelajaran kooperatif, guru membentuk kelompok diskusi yang terdiri empat anak dalam satu kelompok. Pembagian kelompoknya dilakukan dengan cara mengambil undian yang berisi kata. Kemudian, setiap siswa akan mencari kata yang lain hingga membentuk frasa. Dalam hal ini, guru telah menuliskan visi MAN 2 Sleman (SANTRI MENAWAN) dan beberapa larik dari Mars Madrasah sebagai bentukan kelompok. Tujuannya supaya siswa mengetahui dan memahami visi MAN 2 Sleman dan lagu Mars Madrasah.

Sari Dwi Hartiwi, S.S., selaku guru bahasa Indonesia, membagikan lembar kerja yang harus didiskusikan dalam kelompok. Dalam materi anekdot, siswa mengkritisi dan menilai keakuratan sumber komik potongan (anekdot) dengan dua teks berita. Siswa menjawab pertanyaan di lembar kerja.

Diskusi dengan kelompoknya pun berlangsung menarik karena muatan informasi pada komik berupa kontekstual, sehingga tercermin di kehidupan. Siswa menjadi lebih kritis terhadap permasalahan yang terjadi. Mengingat fenomena yang didiskusikan juga dari fenomena sosial di masyarakat.

Setelah selesai menjawab pertanyaan, guru memanggil salah satu anggota di kelompok tersebut secara acak dengan menyebutkan kata di anggotanya. Siswa yang dipanggil mempresentasikan jawaban dari permasalahan tersebut di depan kelas. Setelah semua selesai mempresentasikan hasil diskusi, guru meminta siswa lain untuk memberikan tanggapan.

"Metode ini tepat dilakukan pada materi anekdot dan bisa diterapkan di semua materi pembelajaran khususnya terkait dengan pemecahan masalah yang terjadi di masyarakat," ujar Sari.

Edi Triyanto, S.Ag., S.Pd., M.Pd, selaku Kepala MAN 2 Sleman, menyampaikan bahwa pembelajaran kontekstual seperti ini dengan mengangkat masalah dari fenomena sosial memang sangat penting, sehingga metode NHT tepat diaplikasikan dalam pembelajaran tersebut. (SARIDH)

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi

Dokumentasi Sari
Dokumentasi Sari

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun