Lansia adalah individu yang sudah mencapai usia lanjut berkisar 60 tahun ke atas, pada bab kehidupan ini sering dikenal dengan usia senja. Bahwa manusia secara biologis mengalami fase kehidupan berbagai perubahan fisik berubah dan tak berdaya, keriput, tenaga telah hilang, ingatan berkurang dan kembali menjadi individu yang membutuhkan perhatian serius akibat dari proses penuaan tersebut. Menurut pasal 1 ayat 3 UU No. 43 tahun 2004 lanjut usia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 (enam puluh) tahun ke atas.
Psikologis lansia biasanya lebih sensitif, tidak panjang sabar, cerewet, menggurui, pendapatnya dianggap lebih benar dari anak muda dan sering memberikan petuah atau nasihat. Hal ini didasarkan pada mengalaman hidup yang panjang selam fase dan bab kehidupan berlangsung. Sedangkan anak muda biasanya adalah orang yang memiliki egois yang tinggi, ingin hidup dan bertindak tenang sesuai kehendaknya dan menghindari nasihat dari orang lanjut usia. Lansia sering menyendiri dan kesepian karena tenaga untuk bergerak, aktivitas fisik telah berkurang serta tidak sekuat anak muda-mudi.Â
Dalam ketidakberdayaan lansia karena usianya yang sudah panjang dan biologisnya telah senja atau menua tentu membutuhkan perhatian yang bertujuan untuk pemberdayaan lansia tersebut. Pemberdayaan fisik, mental, pangan dan sebagainya karena pada dasarnya lansia juga manusia yang terhormat dan berharga seperti manusia pada umumnya. Memperlakukan lansia dengan baik untuk memenuhi kebutuhan pokok dan rasa aman tentu menjadi tugas setiap insan yang hidup.Â
Pernyataan penulis di atas sejalan menurut pasal 1 ayat 2 UU No. 43 tahun 2004 mengemukakan bahwa upaya peningkatan kesejahteraan sosial lanjut usia adalah serangkaian kegiatan yang dilaksanakan secara terkoordinasi antara pemerintah dan masyarakat untuk memberdayakan lanjut usia agar lanjut usia tetap dapat melaksanakan fungsi sosialnya dan berperan aktif secara wajar dalam hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.Â
Berdasarkan observasi penulis di wilayah pedesaan Kabupaten Humbang Hasundutan, Provinsi Sumatera Utara pemberdayaan lansia dibidang kesehatan fisik salah satunya dengan senam. Adanya komunitas senam lansia yang dilaksanakan pada hari Sabtu di balai desa yang dipandu oleh bidan desa setempat. Senam ini menjadi sarana komunikasi psikologis yang telah mampu menciptakan kebahagiaan tersendiri bagi mereka. Senam sebagai aktivitas yang menyenangkan dan bermanfaat bagi kesehatan fisik, mental, senam lansia menjadi kebutuhan memenuhi hidup sehat juga menurunkan kesepian. Komunitas lansia pedesaan itu juga membuat baju atau pakaian persatuan sebagai atribusi mereka, artinya dengan adanya hal-hal tersebut adalah komunikasi psikologis butuh dipertahankan.Â
Indrayogi dkk (2022) peningkatan kualitas hidup melalui aktivitas fisik seperti senam lansia bagaimana membentuk jiwa yang sehat, meningkatkan kemampuan dan keterampilan lanjut usia dengan kegiatan yang melibatkan otot besar dan otot kecil sehingga imunnya menjadi lebih kuat dan berdampak akan terhindar dari penyakit yang sering menyerang kaum lanjut usia. Menurut Rospia dkk (2022) upaya untuk mempertahankan kesehatan pada lansia itu sendiri dari pola hidup yang sehat salah satunya dengan olahraga yang bisa dilakukan oleh siapa saja terutama pada lansia juga bisa melakukannya senam lansia dapat menjadi intervensi yang dapat meningkatkan aspek-aspek kualitas hidup lansia.Â
Kualitas hidup adalah kualitas apa yang dirasakan sehari-hari, pandangan individu tentang kehidupan sosialnya, nilai, standar, perhatian serta kebutuhan akan kasih sayang. Indrayogi dkk (2022) Senam lansia merupakan latihan yang mempengaruhi kemampuan fisik lansia berupa latihan fisik secara teratur, tepat sasaran dan terencana. Aktivitas fisik ini akan membantu tubuh tetap sehat dan segar, karena dapat melatih tulang agar tetap kuat dan membantu menghilangkan radikal bebas yang berkeliaran di dalam tubuh.Â
Menurut Febriansyah dkk (2023) bagi lanjut usia, lansia bisa mandiri, lansia bisa menerapkan dan mengaplikasikan bimbingan keagamaan dan mental spiritual dalam kehidupan sehari-hari, selalu terjaga kesehatan dan kebugarannya, bisa mengikuti bimbingan keterampilan, wirausaha/usaha ekonomi produktif dan kegiatan penunjang lainnya yang lebih kreatif, bisa menikmati sisa hidupnya secara layak dan berdaya guna. Dalam pengambilan keputusan untuk merancang pemberdayaan lansia penting menekankan pentingnya komunikasi pendekatan bottom-up guna melibatkan mereka sehingga ada partisipasi aktif yang berkelanjutan.Â
BACAAN:
Afriansyah. 2023. Pemberdayaan Masyarakat. Padang: PT Global Eksekutif Teknologi Anggota IKAPI No. 033/SBA/2022Â
Febriansyah Putra Sulung, Desna Aromatika, Hendri Koeswara. 2023. Pemberdayaan Lanjut Usia Melalui Inovasi Gerakan Lansia Produktif. Jurnal Ilmu Administrasi dan Sosial Vol. 12 No 1 April 2023, Hal 42-50Â
Indrayogi, Ali Priyono, Asyisya Padila. 2022. Peningkatan Kualitas Hidup Lansia Melalui Pemberdayaan Lansia Produktif, Gaya Hidup Sehat Dan Aktif. Jurnal Indonesian Community Service and Empowerment (IComSE) Vol. 3Issue1 (2022), Hal. 185 -- 191Â
Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 43 Tahun 2004 tentang Pelaksanaan Upaya Peningkatan Kesejahteraan Sosial Lanjut UsiA
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H