Mohon tunggu...
Saridal Maijar
Saridal Maijar Mohon Tunggu... -

jurnalis pemula

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Padang Kekeringan, Petani Gagal Panen

8 Agustus 2014   01:23 Diperbarui: 18 Juni 2015   04:07 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Musim kekeringan yang melanda beberapa kawasan di Kota Padang, tidak hanya membuat masyarakat kekurangan air bersih. Namun kekeringan yang melanda, membuat beberapa sawah juga kekeringan dan petani terancam gagal panen.

Pantauan lapangan, Kamis (7/8) kemarin di Kelurahan Sungai Sapiah, Kecamatan Kuranji, terlihat beberapa petak sawah yang merupakan milik warga mengalami kekeringan. Tanah yang merupakan tempat tumbuhnya padi, terlihat retak dan kering. Selain itu, kekeringan yang terjadi membuat padi-padi yang tumbuh menjadi mati.

Menurut salah seorang pemilik sawah, Zulkifli (44) mengatakan, padi yang telah ia taman selama 3 bulan tidaklah membuahkan hasil. Hal tersebut dikarenakan oleh padi yang ditaman di lahan sawahnya mati lantaran kekeringan. Sehingga, pada musim panen kali ini ia terpaksa mengalami kerugian sekitar RP 10 Juta.

“Kita gagal panen musim kali ini karena padi yang kita tanam mati semuanya. Biasanya kita setiap panen menghasilkan senilai RP 10 juta, namun sekarang tidak ada satupun,” jelasnya.

Selain kekeringan, menurutnya, gagal panen kali ini juga disebabkan oleh tidak adanya saluran irigasi untuk menyalurkan air ke sawahnya. Dengan itu, ia juga berharap kepada Pemerintak Kota Padang untuk memberikan bantuan.

“Saluran irigasi tidak ada disini, jadi air tidak bisa mengalir ke sawah saya. Kita berharap agar pemerintah segera membangunkan irigasi di kawasan ini,” jelasnya.

Tidak hanya Zulkifli, petani lainnya juga merasakan hal sama. Seperti yang dialami oleh Jufri (56) menjelaskan, padi yang baru ia tanam, terancam mati. Hal tersebut juga dikarenakan oleh kekeringan yang melanda sawahnya. Menurutnya, karena musim kekeringan yang terjadi, ia juga mengalami kekurangan hasil panen.

“Satu bulan baru kita tanam, namun sekarang air yang mengalir ke sawah tidak ada. Mungkin juga padi yang baru kita tanam ini akan mati. Bulan kemarin, kita lebih sedikit hasil panen. Biasanya 10 karung, tapi bulan kemarin hanya 7 karung,” ujarnya.

Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Pertanian, Peternakan, Perkebukan dan kehutanan (Dispernakbunhut) Kota Padang, Heryanto Rustam mengatakan, bulan Juni hingga Agustus merupakan musim kemarau. Oleh sebab itu, Dispernakbunhut lebih mengarahkan kepada petani untuk menanam sayur-sayuran yang cocok ditanam dimusim kemarau seperti mentimun, terung, kacang tanah dan cabai.

“Biasanya sebagian besar petani sudah paham betul dengan fenomena alam seperti kekeringan yang melanda pada bulan Juni-Agustus. Area pesawahan yang mereka pakai untuk menanam sawah diganti untuk menanam sayur-sayuran,” jelasnya.

Ia menambahkan, jika di musim kemarau ini masih ada petani yang menanam padi dan area pesawahannya kekeringan, Dispernakbunhut siap membantu dengan menyiagakan Tim Satgas Irigasi di PPL, UPT. Satgas ini siap membantu keluhan warga yang sawahnya terncam gagal panen.

“Selama kekeringan ini banyak juga masyarakat yang melapor ke PPL UPT agar sawahnya di bantu pengairan, diantaranya dua orang di kawasan Gunung sarik dan dua orang di kawasan RSUD, tim ini akan membantu menaikkan air di saluran air (banda-banda) dengan menggunakan pompa. Dengan dinaikkan saluran air ini, otomatis sawah mereka bisa dialiri air,” ujar Heryanto.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun