Mohon tunggu...
Sarianto Togatorop
Sarianto Togatorop Mohon Tunggu... Guru - Pengajar yang menyukai kebebasan

Seseorang yang tak tahu kalau dia ada

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Seruni: Surat Cinta untuk Angela

4 Juli 2020   14:45 Diperbarui: 4 Juli 2020   14:46 555
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pria berjalan menggunakan payung hitam saat hujan (sumber: videohive.net)

Bram melangkah meraih gagang pintu. Suara Bu Yem menghentikan langkahnya saat pintu itu terbuka. "Hari ini hari Sabtu. Apa Ibu harus menyiapkan bunga lagi?", tanya Bu Yem membuat Bram menghela napas. Ada sedikit keraguan Bu Yem menanyakannya. "Siapkan saja seperti biasanya. Terima kasih Bu Yem." Sebuah anggukan Bram tanda pamit diri.

Seruni menghiasi jalan setapak menuju pagar. Serini sedang mekar, harumnya menghinggapi hidung Bram sepanjang jalan setapak. Bau harum Angela. Sebelum meningalkan pekarangan, Bram berdiri menghadap kotak surat. Gambar telapak tangan Angela masih menempel di kotak surat itu. Angela mematrikan telapak tangannya di kotak suat itu 2 tahun lalu saat mereka membuatnya. "Seperti Elli dan Fredicksen di film Up", serunya waktu itu.

Bram menempelkan telapak tangannya di gambar telapak tangan Angela. Merasakan kembali erat tangan Angela menggenggam tangannya setiap kali mereka berjalan menyusuri jalan setapak itu. Berpelukan dan tawa menghiasi bibir mereka. Berjalan bersama sambil memegangi seruni yang tumbuh subur di jalan setapak itu.

Sedih kembali menguasai hati Bram. Air mata mencoba menerobos sudut matanya. Tertahan oleh amarah yang bersembunyi di balik rasa tegar yang coba dibangun. Bram menarik sesuatu dari dalam tasnya. Sepucuk surat dengan amplop bergambar angsa bertuliskan "Angela, untuk suamiku tercinta". Diamatinya dalam-dalam, lalu memasukkannya ke dalam kotak surat.

***

Bus berhenti di halte depan kantor pos. Bram turun dan menyeberang menuju kantor pos. Dari jauh petugas kemanan telah mengenal sosok yang rutin berkunjung ke kantor pos itu. Stelan Coat Blazer dan tas kulit di tangannya membuatnya mudah dikenali. Belum lagi cara berjalannya yang lunglai. Kegagaghan dan rasa percaya diri yang telah hilang. Berganti duka yang melemahkan tulang.

"Oh tidak, lelaki itu lagi." Gumam petugas pos saat Bram masuk setelah security membukakan pintu untuknya. Dua pegawai pos di bagian depan saling berpandangan. Masing-masing telah mengetahui kata-kata di dalam hati mereka. "Pria aneh itu datang lagi."

Tanpa basa-basi Bram mengeluarkan sepucuk surat dari dalam tasnya. Menyerahkannya kepada petugas pos. Petugas pos memandangi selembar surat yang baru diterimanya, bertuliskan Angela Sutarman sebagi penerimanya. Ia lantas memperhatikan raut wajah Bram. Hanya tertunduk dan tanpa ekspresi mendalam.

"Bapak yakin akan mengirimkan surat ke alamat ini pak?" Tanya petugas pos seperti sebelum-sebelumnya. Pertanyaan yang sebenarnya tak perlu dijawab, karena dia sudah tahu jawabannya. "Ya, kirimkan saja ke alamat itu." Jawab Bram. Sekali lagi ia menatap wajah Bram, lalu beralih ke rekannya. Mereka kembali berpandangan. Dua wanita yang kebingungan itu. Salah satu di antaranya mengangguk. Petugas pos itu menempelkan perangko lalu memberi cap pada surat itu. Bram membayar biaya perangko dan segera beranjak.

Saat punggung Bram sudah menghilang di balik pintu, wanita tadi menggumam. "Oh Tuhan, aku rasa dia sudah gila." Sambil meletakkan surat Bram. "Harus ke kemanakan surat ini?" Bertanya sambil memilih tumpukan surat ke tujuan yang sama.

"Dia mengirimkan surat kepada istrinya lagi?" dibalas "he'mmm. Seperti minggu lalu, minggu sebelumnya dan sebelumnya lagi sepanjang dua bulan terakhir." Sahut wanita penerima surat itu sambil akhirnya meletakkan surat di salah satu tumpukan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun