Mohon tunggu...
Sarianto Togatorop
Sarianto Togatorop Mohon Tunggu... Guru - Pengajar yang menyukai kebebasan

Seseorang yang tak tahu kalau dia ada

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

"Mana Cukup?", Awal Mula Niat Korupsi dalam Pekerjaan

27 Juni 2020   11:58 Diperbarui: 28 Juni 2020   03:00 523
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cukup dalam arti, boleh-boleh saja dipenuhi, namun porsinya tidak perlu sebanyak kebutuhan utama. Dan jika tidak memungkinkan untuk memenuhinya maka cukup di sini berarti tidak perlu memenuhinya.

Cukup tentu bukan berarti melepas peluang mendapatkan penghasilan yang lebih baik. Misalnya beberapa teman saya yang berdagang di sela-sela waktu senggangnya, dengan tidak melupakan pekerjaan utamanya. Namun tidak juga dengan mengambil sesuatu yang bukan menjadi hak kita.

Korupsi sebenarnya adalah masalah mental yang lahir dari ketidaksiapan mencukupkan diri, yang dibuahi dengan tindakan menipu atau mengelabui sistem yang motivasinya sudah tentu adalah uang.

Saya tidak ingin berbicara korupsi dalam jumlah besar, namun korupsi dalam jumlah kecil pun tetap namanya korupsi. Korupsi kecil akan menuntut aktualisasi pada korupsi yang lebih besar. Dimulai dari keinginan memperoleh sesuatu yang sebenarnya hanya untuk gaya hidup. 

Mengandalkan penghasilan yang tak memadai tentu tak akan menjadikan gaya hidup itu terpenuhi. Maka saat ada kesempatan, muncullah niat korupsi. Yang pada akhirnya menjadi sebuah habit yang sulit untuk dihilangkan.

Tepatlah perkataan, "Akar dari segala kejahatan adalah cinta uang". Siapa yang tak butuh uang? Semua pasti butuh. Namun tidak semua orang rela melakukan apa saja demi uang, walau pada umumnya orang rela melakukan banyak hal untuk memperoleh uang.

Melatih diri mencukupkan diri untuk menerapkan gaya hidup yang sesuai dengan penghasilan tentu akan menolong kita untuk tidak tergoda pada kesempatan melakukan korupsi.

Cukupkanlah dirimu dengan gajimu.

ST, Djb June

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun