Bahan yang kami gunakan biasanya koran bekas. Saat sulit untuk mendapatkan koran, maka bahan beralih ke plastik kresek yang biasa dipakai ibu berbelanja. Bambunya dari mana? Namanya anak-anak pasti nakal. Biasanya rumah yang terbuat dari bambu menjadi sasaran kami. Apalagi saat yang punya rumah sedang ke sawah, maka itu kesempatan emas. Jangan ditiru ya, kompasianers.
Selain bambu kadang sapu lidi punya ibu yang jadi korban. Kami tak menggunakan lem. Sebagai perekat kami menggunakan nasi untuk merekatkan kertas koran. Atau benang jika bahan layangannya adalah plastik.
Jadilah layang-layang seadanya. Ada yang terbang sempurna, ada juga yang terbangnya berputar-putar, tiba-tiba menukik dan macam-macam. Menyiasatinya biasanya sisi kanan atau kiri layangan akan diberi lobang, atau diberi ekor untuk menambah kestabilan layang-layang.
Namanya anak-anak, ada saja kenakalannya. Jika layangan kami putus dan menyangkut di atap rumah penduduk, maka kami biasanya gunakan galah dari kayu yang disambung-sambung untuk meraihnya, hingga yang punya rumah marah karena atap rumahnya rusak. Kami pun lari berhamburan.
Belum lagi mengejar layangan putus hingga masuk ke rawa-rawa. Tak jarang kaki terluka terkena batu, duri atau benda tajam seperti kaca. Namun tak menghalangi kesenangan bermain layang-layang hingga hari berganti sore dan jerit suara ibu mulai menggema.
Bermain Layangan di Masa Pandemi
Masa pandemi dan libur sekolah membuat anak-anak bosan di rumah. Sebagai gantinya dapat diisi dengan kegiatan positif. Bermain layang-layang dapat menjadi pilihan. Permainan ini tidak menuntut untuk berkumpul, sehingga dapat dimainkan sambil menerapkan social distancing.
Memilih tempat yang aman seperti tanah lapang, sawah, tepian pantai atau tempat lain yang aman untuk bermain layang-layang adalah hal penting lainnya. Perlu tetap adanya pendampingan orang tua saat anak-anak bermain layang-layang anak-anak dapat terhindar dari hal-hal yang dapat membahayakan.
Selain itu menggunakan benang yang tidak berpotensi melukai tangan. Benang yang sudah dilapisi serbuk kaca, sangat tidak disarankan karena dapat melukai jari atau bagian tubuh lainnya.
Asiknya bermain layang-layang, tak hanya anak-anak yang menggandrunginya. Orang dewasa pun turut menikmati permainan ini. Sekaligus dapat menjadi media mengajarkan anak ketekunan dalam mebuat layang-layang, disiplin bermain di tempat yang tepat, dan mengurangi kecanduan anak pada permainan di gawai.
ST, Djb June