Mohon tunggu...
Sarianto Togatorop
Sarianto Togatorop Mohon Tunggu... Guru - Pengajar yang menyukai kebebasan

Seseorang yang tak tahu kalau dia ada

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Membandingkan Jumlah Sampah Sisa Makanan dan Jumlah Penduduk Miskin Indonesia

9 Juni 2020   05:15 Diperbarui: 9 Juni 2020   06:13 1708
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sisa makanan dibuang ke dalam tong sampah (sumber: trubus.id)

Pakan ternak ini berasal dari limbah sisa makanan yang diolah menjadi pakan ternak. Sementara kita menghasilkan 13 juta ton sampah sisa makanan yang dibuang menjadi sekedar sampah. 27 triliun rupiah kita buang ke tong sampah.

Mengapa kita tidak mengolahnya? Mengapa kita tidak menjadikan 27 triliun rupiah itu menjadi dana yang dapat digunakan untuk membantu mengurangi kemiskinan? Saya tak tahu, tapi mungkin banyak faktor penyebabnya. 

Tapi sederhananya, bukankah lebih baik tidak menjadikan 27 triliun rupiah itu menjadi sampah (karena kita tdak bisa mengolahnya) dengan cara menekan jumlah sampah sisa makanan. Katakan saja menghemat apa yang dimasak atau mengambil makan secukupnya saja supaya tidak bersisa. Itu lebih mudah.

Satu Orang 300 kg per tahun
Dikutip dari suara.com, satu orang penduduk Indonesia dalam satu tahun menghasilkan sampah makanan sekitar 300 kg. Tentu saja itu bukan hanya nasi. Padahal dalam setahun satu keluarga menghabiskan beras sekitar 240 -- 300 kg. Jika dalam satu keluarga terdapat 4 orang, maka diperkirakan dalam satu tahun keluarga tersebut menghasilkan sampah makanan 1,2 ton. Jumlah yang sangat fantastis, melebihi konsumsi berasnya.

Apa yang salah dengan ini? Sangat salah. Kita membuang jumlah makanan terlalu banyak dari pada yang dapat dikonsumsi. Ini bukan lagi sekedar pemborosan, tetapi ketidakmampuan (saya lebih ingin menyebutnya dengan kebodohan) dalam mengelola makanan.

Bayangkan dalam sepiring nasi goreng yang kita pesan di restoran, kemudian kita habiskan hanya 75% nya. 25% akan menjadi sampah. 25% nya itu tetap kita bayar bukan? Artinya 25% dari uang kita akan terbuang sia-sia ke dalam tong sampah.

Atau seorang ibu rumah tangga yang memasak hidangan keluarga. Ternyata hanya dihabiskan 80%, 20% nya terbuang. Bukankah yang 20% makanan ini adalah dari belanja bahan makanan rumah tangga? Bukankah untuk membuat 20% sisa makanan tadi juga diperlukan gas, minyak, bumbu-bumbu bahkan listrik untuk mengolahnya hingga menjadi makanan? Kalau kita hitung semua biayanya, berapa rupiah yang kita buang ke dalam tong sampah? Banyak.

Sampah Sisa Makanan dan Jumlah Penduduk Miskin
Saya langsung ke intinya saja. Jika kita menjadikan 13 juta ton sampah sisa makanan tadi menjadi sumber bahan makanan, katakan saja beras, berapa banyak penduduk miskin yang dapat kita bantu dalam setahun? Jika kita menghemat 27 triliun rupiah per hari itu dengan mencegah sampah sisa makanan, berapa banyak penduduk miskin yang dapat kita bantu dalam sehari?

Jujur saja, saya terkejut melihat angka-angka ini. Ternyata uang kita lebih banyak terbuang ke tong sampah dari pada yang dapat kita berikan untuk membantu penduduk miskin di negara kita. Ini sebuah kekeliruan, dan mungkin kita belum menyadarinya.

Melihat angka ini, menghentaskan kemiskinan dapat juga ditempuh dengan mengurangi sampah sisa makanan. Jika 27 triliun yang terbuang tadi dapat kita selamatkan, maka kita dapat membantu 11% penduduk miskin di negara kita untuk mampu mendapat makanan yang cukup dan layak.

Apa yang dapat kita lakukan? Hanya hal kecil namun butuh kesungguhan dari kita semua untuk melakukannya.

  • Mulai menghemat makanan, memasak secukupnya, ambil makanan secukupnya
  • Berbelanja bahan makanan secukupnya, jangan sampai kadaluarsa karena tak kunjung dikonsumsi
  • Mengolah kembali sisa makanan sehingga dapat dikonsumsi dalam bentuk hidangan berbeda
  • Membiasakan menghabiskan makanan, bahkan anak-anak perlu diajarkan dan dibiasakan
  • Mengubah sampah makanan menjadi kompos
  • Sumbangkan bahan makanan yang tidak dikonsumsi sebelum membusuk

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun