Mohon tunggu...
Sarianto Togatorop
Sarianto Togatorop Mohon Tunggu... Guru - Pengajar yang menyukai kebebasan

Seseorang yang tak tahu kalau dia ada

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Strategi Unik Burung Cuckoo Mempertahankan Kelangsungan Jenisnya

7 Juni 2020   04:02 Diperbarui: 7 Juni 2020   04:19 736
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Burung Cuckoo diberi makan oleh induk asuhnya (sumber: sains.kompas.com)

Di sebuah lubang angin di atas jendela kamarku sepasang burung pipit membuat sarang. Saya tak memperhatikannya hingga suara anak burung yang riuh saat induknya kembali ke sarang setelah mencari makanan buat anak-anaknya, menyadarkanku ada keluarga burung yang bersarang di sana. Posisinya cukup tinggi sehingga tak bisa dijangkau. Saya pun tak ingin mengganggunya. Saya biarkan saja sebab suara anak burung itu menjadi hiburan setiap kali saya masuk ke kamar.

Serasa hidup berdampingan dengan alam, suara anak-anak burung membangunkanku di pagi hari. Rasanya damai, setiap kali suara berisik itu muncul di telinga. Hanya beberapa hari terasa belum terbiasa, setelah itu suara anak-anak burung itu menjadi hiburan. Sesekali ingin rasanya mengintip ke dalam saranganya, namun sata enggan, takut malah membuat keluarga burung itu tidak nyaman.

Hadirnya keluarga burung itu memberi motivasi baru bagi saya, betapa indahnya keluarga sederhana yang damai. Induk burung memilih tempat kecil, sebuah lubang udara untuk bersarang. Bukan sebuah pohon yang biasanya digunakan sebagai tempat membangun sarang. Induk burung pasti memilihnya karena faktor keamanan. Jauh dari predator atau apa pun yang mengancam keselamatan anak-anaknya.

Setelah beberapa lama, anak-anak burung tampaknya sudah semakin besar. Sesekali saya perhatikan dari jendela anak-anak burung mulai keluar dari sarangnya dan belajar terbang. Hingga akhirnya anak-anak burung itu telah mampu terbang. Suara mereka tak lagi terdengar setiap pagi, pertanda bahwa mereka telah meninggalkan sarang dan mungkin sudah memilih pohon sebagai tempat mereka berdiam.

Kedua induk burung sangat baik dalam membesarkan anak-anaknya. Mereka teladan yang baik bagi saya dalam mengurus keluarga. Hewan kecil yang sungguh punya kemampuan luar biasa dalam tanggung jawab bagi keluarga.

Namun ada burung yang tak mampu melakukannya. Burung Cuckoo adalah burung yang unik karena tidak memiliki kemampuan untuk membesarkan anak-anaknya. Burung ini memang bertelur, namun tidak sanggup mengerami telurnya dan membesarkan anak-anaknya. Tapi uniknya, mereka tetap lestari dan jumlahnya tetap terjaga. Bagaimana caranya?

Cacomantis merulinus

Burung Cuckoo bernama ilmiah Cacomantis merulinus, atau lebih dikenal dengan nama Kedasih atau Wiwik Kelabu dalam bahasa Indonesia. Dalam bahasa Inggris dikenal dengan nama Plaintive Cuckoo. Burung ini idealnya tinggal di pedesaan atau pada lingkungan yang masih hijau seperti tepian hutan, kebun hingga taman kota.

Memiliki panjang tubuh dari kepala hingga ekor sekitar 21 cm dengan warna merah kecoklatan pada punggung, abu-abu pada kepala, leher dan dada serta kuning jingga pada perutnya. Burung ini menyukai serangga, laba-laba dan buah-buahan kecil sebagai makanannya.

Burung ini dapat ditemukan hampir di semua benua kecuali Antartika. Burung ini tidak ditemukan di Pegunungan Andes, gurun Sahara dan daerah kering di Timur Tengah. Selain tempat-tempat itu, burung ini masih mungkin untuk ditemukan. Burung ini tergolong soliter, jadi jarang terlihat berkelompok.

Di alam, burung ini memiliki jenis yang banyak dan kelangsungan hidupnya masih terjaga. Jumlahnya diperkirakan masih dalam kategori resiko rendah untuk punah. Padahal burung ini tidak membuat sarang apalagi mengarami telurnya. Lalu bagaimana burung ini menjaga kelangsungan spesiesnya tetap terjaga?

Menitipkan Telur

Burung ini tidak punya keahlian untuk membuat sarang, mengerami atau membesarkan anak-anaknya. Burung ini tidak mau hidup susah. Burung ini punya cara unik untuk tetap lestari. Ia menyadari bahwa ia tak bisa membuat sarang dan membesarkan anak-anaknya, sebagai gantinya ia menitipkan telurnya di sarang burung lain. Menitipkan di sini tentu tanpa perjanjian, tanpa sepengetahuan pemilik sarang.

Burung ini akan mencari sarang burung lain saat akan bertelur. Burung ini biasanya akan memilih sarang burung yang berukuran lebih kecil darinya sebagai ibu asuh bagi telurnya.

Saat burung ini menitipkan telurnya, ia akan mengambil satu telur lain dari sarang itu sehingga jumlah telur tetap sama dan ibu burung tidak akan curiga burung Cuckoo telah menitipkan telur di sana.

Setelah dierami oleh ibu asuhnya, telur burung Cucko akan menetas. Setelah menetas anak burung Cuckoo ini akan segera menyingkirkan telur atau anakan burung lain di dalam sarang sehingga hanya tertinggal anakan burung Cuckoo yang akan dibesarkan oleh induk asuhnya. Perilaku yang sangat unik bahkan dari anakan burung Cuckoo yang baru menetas.

Burung ini tergolong cerdas. Induk mampu mengetasi kelemahannya tidak mampu membesarkan anak dan kecerdasannya diwariskan kepada anaknya, bahkan saat baru menetas sudah mampu menyingkirkan pesaingnya.

Anakan burung Cuckoo harus segera menyingkirkan anakan burung lain untuk menghindari persaingan memperoleh makanan. Anakan burung Cuckoo membutuhkan makanan lebih banyak dari anakan burung tempatnya dibesarkan. Jadi agar anakan burung Cuckoo tidak kelaparan, ia harus menjadi satu-satunya yang diberi makan oleh induk asuhnya.

Induk asuhnya tidak akan pernah curiga telah mmebesarkan anak burung Cuckoo. Induk asuhnya tak henti-hentinya memberi anak burung Cuckoo makan hingga akhirnya anak burung Cuckoo ini akan dapat terbang dan dapat hidup secara mandiri.

Setelah dewasa, proses itu akan diulangi lagi. Burung Cuckoo akan menitipkan telurnya lagi di sarang burung lain, dan burung lain akan membesarkan anak burung Cuckoo. Seperti itulah cara burung ini mempertahankan kelangsungan jenisnya.

Strategi Efektif Tanpa Memangsa

Burung ini tidak perlu memangsa burung lain untuk mempertahankan populasinya. Tidak perlu lelah untuk membesarkan anak-anaknya, cukup menjadi parasit yang menitipkan telur di sarang burung lain, dan menyingkirkan telur lain setelah menetas. Dengan demikian popolasi burung Cuckoo tetap terjaga dan burung tempat telur dibesarkan juga populasinya terkendali.

Induk burung Cuckoo hanya perlu cerdas memilih sarang burung mana yang akan dijadikan tempat menitipkan telurnya, menunggu waktu yang tepat saat sarang ditinggalkan dan segera menitipkan telurnya dan tak lupa mengambil satu telur lain untuk menyamarkan penitipan.

Induk burung Cuckoo tidak perlu mengawasi apakah telurnya dibesarkan dengan baik. Cukup meninggalkannya di sana dan mempercayakannya kepada induk asuh telurnya dan melanjutkan hidup soliternya.

Bagi induk asuh ini sangat merugikan karena ia akan kehilangan telur dan anak-anaknya sementara bagi burung Cuckoo ini sangat menguntungkan. Burung Cockoo akan terus lesatri tanpa membesarkan anak-anaknya. Begitulah alam menyeleksi kehidupan mereka.

Keyakinan, Takhayul dan Mitos

Dikutip dari gerava.com, dalam mitologi Yunani, burung Cuckoo adalah Dewa Zeus yang mengubah wujudnya menjadi seekor burung untuk mendapatkan cinta Dewi Hera. 

Sementara di masyarakat kita, burung ini mempeunyai mitos seperti buurng gagak. Bilamana didapati burung ini bertenggar di atas rumah seseorang, maka dieprcayai bahwa cepat atau lambat salah satu dari keluarga itu akan mendapat musibah hingga meninggal dunia.

Banyak yang menganggap burung ini sebagai burung yang berprilaku buruk, namun menurut saya itulah kecerdasan mereka untuk mampu mempertahankan kelangsungan jenisnya. Mereka menyadari keterbatasannya dan menggunakan kesempatan yang ada untuk tetap mampu bertahan dari seleksi alam.

Hal ini boleh menjadi pelajaran bagi kita, untuk menyadari kelemahan kita dan tidak terfokus pada kelemahan itu, namun mempergunakan segala kelebihan untuk dapat mempertahankan kelangsungan.

Saya menyukai bahwa burung ini mempunyai kecerdasan yang luar biasa, sebagai mana burung lain pun punya kecerdasan dan keterbatasan masing-masing. Alam tempat mereka bersaing hidup.

Menjaga kelestarian habitat mereka adalah sumbangsih mulia yang dapat kita lakukan. Burung Cuckoo dan burung-burung lainnya akan menerapkan cara mereka masing-masing untuk tetap lestari. Dan tugas kita adalah memastikan bahwa mereka mempunyai tempat untuk berkompetisi di alam.

Kembali ke sarang burung di atas jendela kamar saya. Setelah beberapa lama ditinggal, sepertinya sarang itu ditempati kembali. 

Saya tak tahu apakah itu indukan burung yang lama atau yang baru. Namun nampaknya, sarang itu akan kembali menjadi tempat beberapa telur dierami dan kehidupan baru akan dimulai kembali dari sana. Dan saya kebagian rasa senang, penghuni baru sudah datang. (ST)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun