Dalam kesendirianku merasa tenang
Bergelayut manja bersamamu
Melabuh meditasiku membelaimu
Lembar demi lembar ku rampungkan sebelum tayang
Aku pecinta kesunyian
Dengannya aku piawai melayang
Mengukir kata menjadi kalimat
Kalimat menjadi alineaku
Tersua petuah dalam kesepian
Sepi yang mendera menggaungkan asa
Bahagia yang tertunda
Ku tatap langit-langit kamarku
Ku kayuh imaginasiku ke negeri masa depan
Yang jauh tapi ganyir ku taklukkan
Ada Tuhan tempatku menggantung
Mendaratkan untaian-untaian mantra
Tanpa jeda menembus batas cakrawala
Melangitkan ambisi depakkan ego
Menderu bersama hembusan awang-awang
Kadangkala ia terpental, terseok keluputan
Pertanda ku harus coba lagi
Kadangkala ia termaktub, tergelincir mulus
Alhamdulillaah, syukurku padaNya
Sunyi, meditasi ketenangan jiwa
Lepas penat dari kericuhan dunia
Problematika yang menggelayut hati
Mengepakkan sayap berlalu pergi
Ah...indahnya hidup tanpa mengeluh
Sepi, jalanku hampa jika tanpa tujuan
Sunyi, relungku meraung syahdu
Ah...betapa bersamamu itu bahagia
Mengapa ku sia-siakan?
                Â
Bergegas bertolak menjemputmu
Menangkis onak kibarkan rindu
Tak ada yang mustahil
Bila jalanNya membersamaimu
Himalaya bukan penghalang
Malaka tak jadi penghadang
Bersimpuh menatapmu dalam kegundahan
Menyesal....tak guna
Sedu yang membuncah tundukkan jiwa
Wahai diri tersadarkah kau kini?
Dalam keramaian kau kesepian
Dalam kerumunan kau menepi
Luputkan diri dari kebisingan dunia
Lalu kau merasa sunyi, sepi, sendiri
Tiada yang peduli
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H