Kemudian setiap anak mendapat giliran setiap minggunya untuk menampilkan performa terbaiknya. Namun sangat disayangkan mereka menyampaikan ceramahnya dengan menggunakan bahasa daerah dan sangat jarang menggunakan bahasa Indonesia. Berangkat dari problematika tersebut saya bermaksud untuk menggerakkan anak-anak menjadi generasi da'i cilik yang menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar agar zona dakwah mereka nanti dapat dilakukan di belahan negeri mana pun di nusantara ini.Â
Dasar keterampilan sudah mereka peroleh di dayah, untuk memaksimalkan keterampilan tersebut, lahirlah ide program ini untuk mencetak generasi da'i cilik yang berakhlak mulia dan kharismatik.
Â
- Hasil Nyata
"Kultum Dacil" ini adalah sebuah program ko-kurikuler yang bertujuan untuk mengembangkan kecintaan mensyiarkan kebaikan, menjadi pengingat agar menjadi peserta didik yang berakhlak mulia, serta memberikan bimbingan, arahan, masukan, ilmu yang bermanfaat dan saran yang baik bagi peserta didik lainnya. Berkat program ini juga dapat memberikan kesempatan peserta didik untuk semakin sering melatih keterampilan yang sudah ia miliki untuk dikembangkan menjadi kekuatan dirinya.
 Peserta didik belajar membangun interaksi yang positif dan mempermudah komunikasi antara pembicara dengan pendengar. Melalui "Kuliah 7 menit Da'i Cilik" ini, selain melatih diri agar lebih percaya diri, juga belajar sikap saling menghargai antara pembicara dan pendengar. Dengan memahami apa yang telah disampaikan untuk kemudian dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.Â
Berkat program ini juga menciptakan lingkungan untuk melatih keterampilan yang dibutuhkan peserta didik dalam proses pencapaian tujuan akademik maupun non-akademiknya. Sehingga hadirnya mereka di tengah-tengah masyarakat nantinya dapat diberdayakan sesuai kemampuan dan keterampilan yang mereka miliki. Dapat menjadi masyarakat yang mandiri, mampu berkolaborasi, memiliki kekuatan spiritual keagamaan, mampu mengendalikan diri, memiliki kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang memadai.
PERASAAN (FEELINGS)
Rasa bangga dan bahagia menyelimuti raga ini tatkala melihat wujud nyata persembahan peserta didik di sekolah saya ini. Tak terbayang sebelumnya betapa susah meminta anak-anak untuk tampil ke depan kelas. Ada yang gemetaran, keringatan, serta hilang konsentrasi sehingga tidak tahu mau menyampaikan apa lagi, semua jadi "blank", sungguh temuan-temuan tersebut di luar dugaan.Â
Namun berkat kerjasama guru, wali kelas, dan rekan sejawat lainnya maka terlaksanalah program ini dengan harapan dapat diteruskan menjadi program andalan sekolah. Sebagai upaya menarik minat peserta didik lulusan SD/MI agar dapat melanjutkan studinya di sekolah ini.