He fills me up
He gives me love
More love than I've ever see
Apa yang kau inginkan dari seorang lelaki? Tentu tak semata cinta, status sosial, sperma belaka. Kau butuh patner in crime dalam kehidupan yang akan membawamu ke surga. Jika yang kaudapatkan tak seperti yang kaubayangkan, bukan berarti kau egois tapi kau hanya butuh kesepakatan untuk saling dalam segala hal tak kurang tak lebih. Aku butuh enam lelaki untuk mencapai tahapan itu. Butuh belasan tahun. Luka dan luka yang tersembuhkan oleh harapan.
“Menikah itu seperti melamar pekerjaan di satu instansi. Jika asyik maka kau akan asyik. Jika tak asyik maka kau akan resign. Jika kau terpaksa maka kau akan bertahan demi kebutuhan. Jika kondusif kau akan berkembang hingga posisi puncak.” ujarku, tersipu malu.
Perias pengantin yang kusewa terlihat menahan tawa. Geli. Kualihkan pandangan ke ponsel di tangan. Sedang chating dengan calon suami yang mantan suami. Bingung, kan? Aku akan rujuk dengan mantan suami
“Bayangkan kau sudah bekerja di berbagai instansi dari swasta hingga pemerintah dan yang teri sampai yang kakap lalau kau balik ke kantor lama. Bukan main!” bahak Prista.
“Mbak, eyeshadownya jangan tebal ya? Ini kan, pagi bukan malam acaranya.” pintaku.
Mbak Wiwik, sang perias pengantin mengangguk.”Beres, mbak. Saya sudah hafal selera Mbak Inggid.” Kedipnya. Menyungging senyum lebar.
Prista terbahak. Aku pura-pura tersinggung. Merengut. Kemudian tertawa.
“Sudah berapa kali, mbak jadi perias penganti sahabat saya?” goda Prista.