Mohon tunggu...
Sari Aryanto
Sari Aryanto Mohon Tunggu... Editor - fiksi diksi kopi, tiga hal yang membuatku lebih hidup

Perempuan biasa yang punya mimpi luar biasa

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

[Aruna dan Barsha] Kisah Itu Belum Usai 1

16 Oktober 2019   11:22 Diperbarui: 16 Oktober 2019   12:12 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Biar kita tetap seperti ini saja. Matahari dan hujan hanya sesekali bertemu, tetapi saat pertemuan itu terjadi, warna-warna eksotis tercipta dan pendarnya disimpan pada setiap hati yang memandangnya. Baiklah kita rasa simpan ini dalam dimensi yang berbeda."

(Aruna dan Barsha, 121217)

***

"Sudah berangkat?" tanya Aruna lewat sambungan telepon, "ini akan jadi pertemuan kedua kita, Sha. Maaf, Aku tak akan memanggilmu kakak!" lanjut lelaki itu, dan mengakhiri pernyataanya dengan sebuah kecupan di layar ponselnya.

"Sudah di stasiun, akan segera berangkat!"

Perempuan berbaju kotak-kotak dari bahan flannel itu menyahut. Pikiran Barsha melayang pada dua puluh bulan silam, saat pertemuan yang berakhir dengan romantisme sesaat terjadi.

'Sudah dua puluh bulan, Aruna. Aku tak pernah bisa melupakanmu,' batinnya nelangsa.

***

Aruna kembali mengecek jadwal kedatangan kereta Ranggajati di Stasiun Balapan dari Cirebon, lewat ponselnya. Dia khawatir terlambat menjemput Barsha, perempuan yang sepuluh tahun  lebih tua darinya. Barsha, perempuan itu merajai seluruh ruang hatinya, bukan hanya karena peristiwa dua puluh bulan lalu, tapi benih-benih cinta yang muncul dalam hatinya. Dari semalam, Aruna hampir tidak dapat tidur karena desakan rasa rindu pada perempuan yang lebih pantas disebut kakak itu.

Jam di tangan kirinya menunjuk pada angka sebelas lebih tiga puluh enam menit, dari ruang informasi sudah terdengar pemberitahuan kereta dari Cirebon akan segera tiba. Aruna berdiri, dan melangkah menuju pintu kedatangan. Lelaki dengan rambut sebahu itu ingin Barsha segera melihatnya saat turun dari kereta.

Tak sampai dua puluh menit, ponselnya kembali berdering. Panggilan dari Barsha.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun