Kau hanya pasrah saat satu persatu tubuhmu terenggut jari keriput milik Dhian.
"Gusti, bocah ini main kemana sih?" gerutu perempuan bergamis ungu tanpa gincu dan celana biru.
"Heeeeh, heeeeh, ndas siji kok isine lingsa kabeh!" gerutu Dhian seraya mengetok kepala Memey.
Jari tangan penuh dengan cincin pemberian Dahlina itu, menekan tubuhmu dengan gemas. Â Menggilas di antara kedua kuku berkutek emas, gemas.
"Apa salahku?" tanyamu pilu.
Kau memang tak bersalah. Namun, kau patut dipersalahkan atas musibah di rumah Dhian. Sepasang orang tuamu mendarat di kemeja tamu, membuat malu
Terima saja nasibmu, sebentar lagi senandung tidak merdu mengalun dari bibir perempuan itu.
"Klomenok, klomenok, mbasmi tuma sak endog- endoge!"
120719
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H