Mohon tunggu...
Sari Aryanto
Sari Aryanto Mohon Tunggu... Editor - fiksi diksi kopi, tiga hal yang membuatku lebih hidup

Perempuan biasa yang punya mimpi luar biasa

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Srikandhi Mencari Cinta [Part 4]

18 Mei 2019   16:07 Diperbarui: 18 Mei 2019   16:12 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dari balik pintu kamar yang sedari tadi terbuka setengahnya, Nunuk muncul. Penampilannya sangat jauh berbeda dengan saat dia pergi. Sekarang Nunuk tampak sangat feminin, rok batik selutut dipadu blus cantik dari bahan sifon menambah kecantikannya. Nunuk mendekat, dia duduk di sebelah Pak Rekso.

"Sudah kalian berdebatnya?" tanya Pak Rekso, kedua anaknya berpandangan dengan bingung.," ini Nunuk sahabatmu, Yan! dan dia istriku sejak enam tahun lalu!"

Suara lirih Pak Rekso bak halilintar di telinga kedua anaknya. Rasa tidak percaya memenuhi batin dan pikiran mereka berdua.

"Apa artinya ini, Pak?" tanya Yani dengan mata berkaca-kaca," Bapak dan Nunuk mengkhianati Ibuku!"

"Siapa mengkhianati siapa, Nduk? Ibumu sendiri yang mengantar Bapak untuk melamar Nunuk, itu dilakukan saat dia tahu kanker rahimnya sudah stadium tiga. Ibumu sendiri yang mengajari Nunuk cara merawat Surya adikmu. Tidak ada yang mengkhianati siapapun, Ibumu yang memilih Nunuk untuk merawat Bapak. Jadi Bapak sangat tidak adil bagi Nunuk kalau dia disembunyikan terus menerus!"

Nunuk mengangkat kepalanya, airmatanya menetes. Dia bangkit berdiri dan mendekati Yani sahabatnya. Nunuk mengambil tangan sahabatnya yang lunglai di sisi badannya dan menggenggamnya dengan hangat.

"Aku berhutang penjelasan padamu, Yan. Aku yang salah! sedari masih remaja aku sudah jatuh cinta pada Pakdhe. Rasa itu bukannya mati karena Pakdhe menjodohkan aku dengan Mas Ken, justru semakin besar, hingga aku nekad bilang pada Budhe kalau aku ingin jadi istri ke empatnya Pakdhe. Waktu itu Pakdhe marah sekali padaku, dia mengusirku dari padhepokan dan melarang aku menginjakkan kaki di sini. Itu yang membuat aku pergi, Yan..Aku menyepi di Wonogiri, bekerja sebagai gurubl tari di beberapa sekolah, sampai Budhe menemukan dan melamarku sebagai istri ke empat Pakdhe."

Abeb menatap Nunuk dengan mata kosong, Yani menggumam tak jelas.

"Aku siap kau maki, Yan ..., kau juga boleh memakiku Abeb. Tapi ini adalah karma dari roh Srikandhi yang selalu kuperankan, aku mencari dan mengejar cintaku dengan jalan seperti ini. Yang kuharapkan hanya kalian menerima Surya sebagai bagian dari padhepokan ini, itu saja." kata Nunuk lirih.

Suasana pendhapa semakin hening, hanya terdengar suara celoteh Sekar dan Surya di halaman.

TAMAT

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun