"Nunuk? Nunuk anaknya Pak Wiro, bakul HIK di Wirengan? Nunuk yang dulu nyatrik di sini?"
"Iya, Pak! Nunuk yang selalu Bapak kasih peran Srikandhi setiap ada festival Wayang Orang antar kecamatan. Nunuk yang pinter nembang dan nggamel."
"Baiklah, Nduk! Besok selepas ashar, ajak Nunuk menemui Bapak! Kita bicarakan bersama rencana yang luar biasa ini." kata Pak Rekso tersenyum.
Yani, gadis duapuluh satu tahun itu mengangguk, mencium sekilas pipi Bapaknya yang mulai banyak keriputnya, kemudian masuk ke dalam rumah.
(Bersambung )
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H