Mohon tunggu...
Sari Aryanto
Sari Aryanto Mohon Tunggu... Editor - fiksi diksi kopi, tiga hal yang membuatku lebih hidup

Perempuan biasa yang punya mimpi luar biasa

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Lelaki dalam Refleksi Hujan

24 Oktober 2016   20:36 Diperbarui: 24 Oktober 2016   20:55 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jejak hujan masih nyata tampak di sini, basah pucuk daun dan dedahanan menghantar ingatan padamu. Dan aku menggigil dalam kerinduan tak berbalas, pada kenang yang menenggelamkanku dalam pusaran luka. Namun bodohnya aku tetap berdiri di sini, menanti engkau berpaling dan menyadari aku ada untukmu.

Pesonamu yang menghentikan langkahku, membelitku dalam ketidak pastian, paksaku untuk berhenti berharap. Meski sekuat hati aku berusaha menghapus warna yang terlanjur menghiasi setiap sudut hatiku, hanya rasa sakit yang kudapatkan tanpa sanggup mengenyahkanmu dari pandangku. Melupakanmu tak semudah aku jatuh cinta padamu.

#poeds 241016[caption caption="pic lens"][/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun