"Mai Geg melali ajak cang. Daripada di sini kedinginan kita cari yang hangat! " ajak lelaki itu. Rani masuk ke dalam mobil dan segera mobil itu melesat ke arah by pass Sanur. Setelah beberapa lama berjaan mobil itu menepi di dekat jalan menuju pantai matahari terbit. Lelaki itu memandang Rani yang terlihat makin menarik ditimpa cahaya remang-remang lampu jalan. Lelaki itu mendekatkan wajahnya dan mulai menciumi Rani, nafasnya memburu seakan dipaksa berlari ribuan kilometer. Sampai di puncak konaknya tiba-tiba lelaki ini menjerit dan berlari keluar mobil tanpa mengindahkan keadaannya yangtanpa sehelai benangpun. Fia terus saja berlari sampai jatuh pingsan di depan warung nasi jinggo milik Mek Kadek.
"Wah, ni bein ade korban nak luh tu!" kata Mek Kadek pada suaminya. "Baang gen, begitu kalau laki-laki crongoh. Ada perempuan berlipstik aja dikencanin. Kapok dah!!" jawab suami Mek Kadek ringan. Lelaki telanjang itu dibawa masuk dan dipinjami baju oleh suami Mek Kadek. Mereka maklum, karena kejadian seperti ini bukan yang pertama terjadi. Sudah dua tahun terakhir sering kali ada lelaki telanjang jatuh pingsan di depan warung mereka yang buka sampai dini hari. Semua gara-gara hantu wanita yang terkenal dari Renon dua.
"Sudah siuman dia Bli!" kata Mek Kadek pada suaminya. Suami Mek Kadek mengusap wajah lelaki yang baru siuman itu dan bertanya apa yang dia alami. "Pak, saya menemukan wanita itu di dekat Puputan Renon. Karena tertarik saya mengajaknya kencan tapi... tapi waktu saya mencumbuinya wajahnya berubah jadi penuh darah dan mengeluarkan bau anyir. Saya kaget dan lari terus saja sampai ke sini Pak. Sumpah saya takut sekali, ada apa sebenarnya ya Pak?" tanya lelaki itu tebata-bata.
"Kene bli, wanita yang kau temui itu Rani bekas pelacur tingkat tinggi di Denpasar. Namanya terkenal bahkan sampai Jakarta, semua pelanggannya dari kalangan atas. Tapi entah apa yang terjadi dua tahun lalu Rani ditemukan mengambang di Tukad Badung dengan luka-luka di sekujur tubuhnya. Kabarnya karena dia melarikan diri dari germo dan tertangkap di daerah Busung Biu. Sejak saat itu Rani sering terlihat di seputaran Renon, issunya dia nunggu kabaknya yang orang bule. Dan ada saja orang yang di ganggunya, terutama laki-laki crongoh macam kamu Bli!" Mek Kadek menjelaskan pada lelaki itu. "Sudah sana kamu mandi, nanti biar dianterin ngambil mobilmu!" perintah Mek Kadek.
***
Jam masih menunjukkan pukul delapan lebih dua puluh menit saat Rani menyusuri trotoar di seputaran Renon. Dia berhenti dekat pedagang Siomay di bawah akasia yang tumbuh subur di pinggir lapangan.
Tulisan ini diikutsertakan dalam event Fiksi Horor dan Misteri group Fiksianan Community
#poeds 290916
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H