limbah gergaji sengon. Sebenarnya hal tersebut merupakan potensi desa jika dapat dikelola dan dimanfaatkan.
JEMBER- Sebagian besar mata pencaharian penduduk di Desa Slateng, Ledokombo, Jember adalah petani. Di daerah tersebut juga melimpah akanDalam rangka meningkatkan potensi Desa Slateng, Tim Dosen dari Fakultas Pertanian Universitas Jember yang terdiri atas Vega Kartika Sari, S.P.,M.Sc., Nurul Dwi, S.P., M.Si., Basuki, S,P., M.Sc., dan Ir. Marga Mandala, M.S., Ph.D. menggelar Pelatihan pengolahan limbah sengon menjadi biochar pada hari Rabu, 1/9/2021.
"Limbah gergaji sengon yang melimpah di Desa Slateng ini dapat diolah menjadi biochar, yang nantinya dapat diaplikasikan ke lahan pertanian dan secara berangsur-angsur dapat memperbaiki produktivitas lahan," ungkap Ketua Tim Pelaksana, Vega Kartika Sari.
Basuki selaku anggota tim dan ahli dalam kesuburan tanah menambahkan, "Biochar diperoleh dari hasil karbonisasi biomassa yang dalam hal ini gergaji sengon. Tanah yang mengandung biochar baik bagi mikroba tanah dan unsur hara menjadi lebih mudah terurai dan dapat diserap optimal oleh tanaman".
Kegiatan pelatihan diikuti sekitar 20 peserta yang terdiri atas anggota Kelompok Tani Harapan 1, Remaja Masjid An-Najah, dan penyuluh pertanian setempat. Pelatihan diawali dengan sosialisasi tentang pertanian organik dan keunggulan biochar, selanjutnya praktek bersama membuat biochar.
Tim juga telah menganalisis sampel biochar dari limbah gergaji sengon yang dibuat oleh peserta di Laboratorium Ilmu Tanah Universitas Jember, dan mendapati kandungan karbon organik memenuhi standar.
"Hasil analisis biochar limbah gergaji sengon mengandung karbon organic diatas 38%, dan berdasarkan KepMentan angka tersebut telah memenuhi standar karena diatas 25%," jelas Marga Mandala yang juga merupakan dosen ilmu tanah.
"Biochar yang dihasilkan oleh peserta dapat diaplikasikan pada lahan pertanian mereka dan tentu ini merupakan salah satu solusi pembenah tanah dan dapat meningkatkan produktivitas padi setempat, sehingga tidak selalu tergantung pada pupuk kimia subsidi yang sulit diperoleh", imbuh Nurul Dwi, yang juga merupakan dosen penyuluh pertanian.
Digelarnya pelatihan tersebut merupakan bentuk pengabdian dosen kepada masyarakat sebagai bagian dari Tri Dharma Perguruan Tinggi. Â Kegiatan pelatihan ini didukung oleh LP2M Universitas Jember melalui Program Pengembangan Desa Binaan.
Penyuluh pertanian setempat dan Ketua Kelompok Tani Harapan 1 menyambut baik kegiatan ini dan berharap kegiatan semacam ini dapat sering mereka dapatkan.
"Terima kasih kepada Tim Dosen dari Faperta UNEJ, kami senang sekali dari kegiatan ini kami mendapatkan wawasan baru dan cara mengolah limbah sengon yang benar dan sesuai standar, karena sebelumnya kami juga bingung harus bagaimana menangani limbah yang menumpuk ini. Besar harapan kami, Bapak Ibu dosen kedepan sering-sering mengadakan kegiatan pendampingan seperti ini di Desa kami", tutur Mas Bob, salah satu anggota Kelompok Tani Harapan 1 Desa Slateng.