Mohon tunggu...
Sari Mayang
Sari Mayang Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

hobi saya memasak,saya suka nonton berita berita baru

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pemboikotan Pepsodent: Suara Konsumen untuk Kesehatan Gigi yang Lebih Baik

29 Desember 2023   11:26 Diperbarui: 29 Desember 2023   12:04 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam beberapa tahun terakhir, muncul gerakan pembaikotan terhadap merek pasta gigi terkenal, Pepsodent. Konsumen di seluruh dunia mulai mempertanyakan keamanan bahan-bahan yang terkandung dalam produk ini dan mencari alternatif untuk menjaga kesehatan gigi mereka. Meskipun Pepsodent telah lama menjadi salah satu merek yang dominan di pasar produk perawatan gigi, banyak orang kini mencari opsi yang lebih alami dan ramah lingkungan.

Pemicu utama pembaikotan ini adalah kekhawatiran terkait bahan kimia tertentu yang digunakan dalam formula Pepsodent. Kelompok konsumen dan aktivis kesehatan mulai mengedepankan kebutuhan akan produk-produk yang tidak hanya efektif dalam membersihkan gigi, tetapi juga aman digunakan jangka panjang tanpa efek samping berbahaya.

Sebagai respons terhadap tekanan konsumen, beberapa perusahaan yang memproduksi pasta gigi alami dan organik melihat peningkatan signifikan dalam penjualan mereka. Mereka menawarkan alternatif yang lebih ramah lingkungan dan bebas dari bahan kimia yang dikhawatirkan oleh sebagian konsumen.

Pepsodent, di sisi lain, berusaha untuk merespons kritik dengan memperkenalkan formula baru yang lebih ramah lingkungan dan menghilangkan bahan-bahan kontroversial. Meskipun demikian, sebagian besar konsumen yang terlibat dalam pembaikotan tetap skeptis dan memilih untuk beralih ke merek-merek yang dianggap lebih alami.

Artikel ini akan menjelajahi dinamika di balik pembaikotan Pepsodent, melihat faktor-faktor yang mendorong konsumen untuk mencari alternatif, serta respons industri dan perusahaan terhadap perubahan preferensi konsumen.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun