Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka dapat disimpulkan bahwa akar penyebab yang dominan yaitu berasal dari sisi guru, dalam hal ini yaitu penulis sendiri. Pemahaman yang kurang terhadap konsep pembelajaran inovatif menjadi penyebab penulis tidak menerapkan  model-model pembelajaran. Dimulai dari persiapan yang kurang dalam mengajar, seperti tidak merancang RPP, mendesain bahan ajar yang menarik, media,instrumen penilaian, dan LKPD. Penulis masih terbiasa menggunakan metode konvensional seperti ceramah dan tanya jawab saja pada proses pembelajaran. Selain itu, guru juga kurang dalam memanfaatkan teknologi (TPACK) dalam pembelajaran di kelas.
Praktik ini penting untuk dibagikan Agar guru mengetahui strategi pembelajaran yang terbaik untuk melakukan aktivitas pembelajaran di kelas bersama siswa. Karena saya yakin, permasalahan ini juga pasti dialamai oleh banyak guru lainnya, sehingga dengan sudah dilaksanakannya praktik ini diharapkan dapat memotivasi dan menjadi contoh bagi rekan guru yang lain untuk kemajuan pelaksanaan pembelajaran pendidikan negara kita
Tanggung jawab saya sebagai guru dalam praktik ini adalah memilih model dan strategi pembelajaranyang tepat, menyusun RPP yang akan digunakan, menyiapkan media pembelajaran yang disesuaikan dengan usia peserta didik agar lebih kontekstual, menyusun LKPD, menyusun rencana Evaluasi, serta mengimplementasikan pembelajaran sesuai dengan RPP. Selain itu saya juga bertanggung jawab sebagai fasilitator dan motivator bagi peserta dalam proses pembelajaran
Yang menjadi tantangan untuk mencapai tujuan yaitu :
- Guru harus mampu meningkatkan motivasi belajar siswa melalui proses pembelajaran yang menyenangkan dan berpusat pada siswa.
- Tingkat pemahaman siswa yang berbeda.
- Penggunaan media dan alat peraga yang lebih kontekstual serta menarik bagi siswa sesuai dengan materi pelajaran.
- Pemilihan model dan metode pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan karakteristik materi pelajaran
Yang terlibat pada praktik pembelajaran ini adalah :
- Siswa sebagai sentral dalam proses pembelajaran.
- Guru sebagai fasilitator
- Kepala sekolah sebagai penanggung jawab kegiatan di sekolah.
- Rekan sejawat yang telah membantu terlaksananya kegiatan PPL.
- Cameramen yang dalam hal ini siswa kelas XII MMD
- Dosen dan guru pamong, keduanya selalu memberikan pembelajaran yang bermakna kepada semua praktikan melalui ruang zoom meeting. Membantu praktikan dalam menyusun, melakukan dan menyelesaikan tugas atau tagihan-tagihan di LMS.
Sebagai upaya dalam menghadapi tantangan yang telah dipaparkan di atas, langkah yang dilakukan antara lain:
1. Memilih model dan media pembelajaran inovatif
Dalam memilih model pembelajaran, saya mempertimbangkan karakteristik peserta didik dan materi yang akan diajarkan. Mayoritas siswa kelas XI TBS SMKN 5 Kerinci memiliki gaya belajar kinestetik, dimana mereka menyukai kegiatan fisik dalam mempelajari sesuatu. Untuk menjawab tantangan ini, saya memilih model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dan media pembelajaran Video.
2. Menyusun RPP
Dalam kegiatan ini, saya menentukan Indikator Pencapaian Kompetensi dan merumuskan Tujuan Pembelajaran yan mampu mendorong peserta didik untuk berpikir kritis dalam memecahkan permasalahan yang diberikan dalam pembelajaran.
Selanjutnya, saya menyusun kegiatan pembelajaran sesuai sintak model Problem Based Learning
- Orientasi peserta didik pada masalah
- Mengorganisasikan peserta didik pada masalah
- Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok
- Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
- Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah