Mohon tunggu...
Sarere Safitri
Sarere Safitri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang Mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi yang tengah menempuh pendidikannya di Universitas Aisyiyah Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Lunturnya Bahasa Daerah Lampung Akibat Migrasi

1 Desember 2023   20:32 Diperbarui: 1 Desember 2023   21:14 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Fenomena migrasi besar-besaran seringkali berdampak pada perubahan budaya, termasuk bahasa. Kedatangan pendatang baru bisa menyebabkan pergeseran dalam penggunaan bahasa lokal seperti bahasa Lampung. Hal ini dapat mengakibatkan penurunan eksistensi bahasa Lampung karena penggunaannya menjadi lebih terbatas dengan adanya bahasa lain yang dominan digunakan oleh pendatang.

kebanyakan pendatang di Lampung memang berasal dari suku Jawa. Seiring dengan berbagai faktor seperti kesempatan kerja, pernikahan antar-suku, atau pencarian kehidupan baru, orang-orang dari suku Jawa seringkali memutuskan untuk pindah dan menetap di daerah Lampung. Hal ini dapat memengaruhi komposisi etnis dan keberagaman budaya di Lampung, serta berdampak pada penggunaan bahasa di wilayah tersebut.

Menurut survei yang dilakukan Berdasarkan data BPS 2011, penduduk di Provinsi Lampung lebih
dari 55 persen sebagai penutur bahasa Jawa dalam komunikasi sehari-hari. Sementara itu, bahasa Indonesia sebagai sarana komunikasi sehari-hari menempati urutan kedua (22, 74 persen) dan urutan ketiga adalah bahasa Sunda yang hampir delapan persen dari kesekluruhan jumlah penduduk Lampung. Dalam tabel tersebut tidak secara eksplisit

dimunculkan jumlah penutur bahasa Lampung karena secara nasional jumlah penutur bahasa Lampung tidak signifikan. Namun, dalam tabel tersebut diinformasikan bahwa jumlah penutur  bahasa "lain" mencapai 13 persen lebih. Jumlah itulah yang sebenarnya merupakan penutur bahasa Lampung. Data tersebut dapat ditriangulasi menggunakan jumlah penduduk Lampung berdasar asal suku bangsa. Data SP 2011  menunjukkan bahwa jumlah penduduk Lampung yang berasal dari suku Lampung sebanyak 13,56 persen, sedangkan penutur bahasa lain sebesar 13,66 persen.

Namun walaupun demikian pemerintah daerah tetap berkomitmen untuk tetap melestarikan bahasa Lampung dengan mengadakan program pendidikan dan kebudayaan telah digalakkan untuk mempromosikan penggunaan Bahasa Lampung dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya melestarikan bahasa dan identitas budaya lokal

Di tengah kompleksitas ini, upaya kolaboratif antara pemerintah, komunitas lokal, dan para ahli bahasa menjadi penting dalam melestarikan kekayaan budaya Lampung. Menjaga bahasa lokal bukan hanya tentang mempertahankan satu aspek bahasa, tetapi juga tentang menjaga jati diri dan identitas unik dari masyarakat Lampung.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun