Mohon tunggu...
Sardo Sinaga
Sardo Sinaga Mohon Tunggu... Freelancer - IG: @raja_bodat

Pecinta Sejarah dan Ilmu Budaya. Pemula. Menulis Apa Saja Yang penting Tidak Melanggar Hukum.

Selanjutnya

Tutup

Diary Artikel Utama

Keresahan Dalam Jejaring Media Sosial

24 Agustus 2023   15:32 Diperbarui: 1 September 2023   04:17 362
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Facebook, Instagram, dan juga Thread merupakan sedikit dari media sosial yang sering kita gunakan. Banyak hal yang bisa kita temukan disana. 

Konten lucu, video blog, lifestyle, berbagai teori konspirasi, dan banyak hal yang bisa kita cari. Kegiatan tersebut didukung oleh cepatnya perkembangan teknologi. Sehingga kita bisa dengan mudah berekspresi didunia maya. 

Saat pertama kali menggunakan menggunakan internet, media sosial yang pertama saya pakai adalah Friendster pada tahun 2008. Setahun kemudian saya beralih ke Facebook dikarenakan lagi Hits di zamannya. 

Saya mengenal Facebook dan Friendster disaat masih dibangku SMP. Selain kedua media sosial tersebut, saya juga mencoba media sosial seperti MiRc dan Kaskus. 

Waktu SMP, saya mengakses media tersebut melalui lab komputer sekolah dan warnet. Maklum, internet pada saat itu tak sebagus dan secanggih sekarang. 

Berbeda dengan adik saya yang saat ini masih SMP, sudah mengenal internet. Saat kelas 5 SD saja harus menggunakan HP untuk sekolah dikarenakan pandemi. Selain zoom, dia juga aktif menggunakan media sosial Tik Tok. 

Foto oleh Vlada Karpovich: www.pexels.com
Foto oleh Vlada Karpovich: www.pexels.com
Beda generasi, beda cara hidup. Ya begitulah cara kerja waktu, selalu saja ada yang baru. Sebelum HP Android tenar, saya harus pergi ke warnet untuk memakai internet.

Namun sekarang dengan bermodal HP murah dan kuota internet, bukan hanya membuka media sosial, menulis artikel ini saja saya menggunakan HP. 

Beberapa tahun lalu saat bermain Facebook, saya pernah menulis bahwa "media sosial saat ini diperuntukkan untuk pamer". Bukan tanpa alasan saya menulis sesuatu. 

Jika Anda berdagang, Anda harus memamerkan dagangan Anda. Jika Anda sedang liburan, Anda kemungkinan akan mengunggahnya di akun medsos Anda untuk kenang-kenangan. Jika Anda punya pemikiran, Anda bisa mengungkapkan isi pikiran anda di medsos. Dan itu wajar. 

Kalau bahasa orang sekarang sebutannya flexing. Kita punya banyak hal dalam diri kita sendiri untuk yang bisa kita cari tahu ataupun mengasah diri sendiri. Bahkan pekerjaan melalui media sosial saat ini menjadi trendsetter bagi anak muda untuk mencari cuan. 

Dengan adanya perkembangan teknologi, segala hal yang dulunya kita anggap sepele menjadi hal yang sangat substansif. Namun saat ini, saya seperti merenungi perkataan saya dulu di Facebook. 

Banyak fenomena yang saya perhatikan saat ini. Berita palsu yang makin banyak, perilaku orang lain yang bikin geleng-geleng kepala, dan berbagai perilaku masyarakat yang mungkin bikin kita geram. 

Ketika saya ada waktu luang, membuka media sosial dan melihat video-video lucu merupakan kegemaran saya. Namun beberapa hari terakhir, saya sedikit resah ketika membuka media sosial. 

Pertama, ketika saya melihat orang lain menggunakan media sosial untuk menjadi pusat perhatian, mereka seakan menjadi benar dan orang lain salah. Padahal bisa saja yang terjadi adalah yang sebaliknya.

Kedua, banyak orang saling mengejek atau saling sindir di media sosial. Dan hal ini menjadi keresahan saya atau mungkin sebagian orang. Bahkan teman-teman saya yang berkonflik seperti itu. 

Saya sering berpikir bahwa media sosial zaman dulu sudah sangat berbeda dengan sekarang. Saat saya menggunakan media sosial diantar tahun 2010 hingga 2014, banyak orang yang menggunakan media sosial sebagai media informatif. Namun zaman sekarang media sosial seperti akun gosip emak-emak. 

Memang tidak semua konten seperti itu, namun ketika masuk ke beranda media sosial, hal tersebut seperti legal terjadi. Jika kita kita belajar ilmu sosial, ada yang namanya teori Dramaturgi. 

Foto oleh Francesco Ungaro: www.pexels.com
Foto oleh Francesco Ungaro: www.pexels.com
Pierre Boudieu, seorang Sosiolog Antropolog Kontemporer mengatakan sistem sosial masyarakat merupakan sebuah panggung atau Dramaturgi. Setiap individu pasti mempunyai dua karakter yang berbeda, yaitu Front Stage dan Back Stage. 

Ketika kita ingin dikenal orang lain secara subyektif sesuai yang ia ingin, maka itulah yang itulah yang ia tampilkan. Contohnya ketika seseorang ingin terlihat kaya, maka ia harus terlihat oleh orang lain layaknya seperti orang kaya. Itulah yang disebut Front Stage. 

Sedangkan Back Stage merupakan sebuah proses dari Front Stage itu sendiri. Proses ini yang tidak diperlihatkan individu ketika mempertunjukkan dirinya. Contohnya cara atau proses dia untuk menjadi kaya. 

Dan perilaku inilah yang menjadi habitus masyarakat sosial, termasuk masyarakat Indonesia. Ditambah masyarakat Indonesia sangat mudah terpengaruh dengan apa yang terlihat. 

Foto oleh Afta Putta Gunawan: www.pexels.com
Foto oleh Afta Putta Gunawan: www.pexels.com
Adanya media sosial, kita bisa menciptakan statement seseorang atau lebih agar kita terlihat "ini loh saya". Setiap individu berusaha untuk menciptakan sebuah karakter yang ia inginkan dan mungkin kita sendiri. 

Dengan peran media sosial semakin massive mempertegas bahwa kita bisa menciptakan karakter yang ingin dilihat oleh orang lain. Ada yang memang hanya sekedar mencairkan suasana, memberikan informasi, ataupun pada dasarnya memang untuk memamerkan sesuatu. 

Entah untuk kepuasan diri sendiri atau ego untuk mendapatkan pengakuan. Adakalanya karakter sebagai individu menjadi bias dan resiko terburuknya hilangnya norma sosial masyarakat. 

Saya sendiri belum berani mengatakan bahwa hal tersebut benar ataupun salah. Setiap individu yang bermain media sosial pasti pernah mengalami hal ini. 

Saya sendiri sering menggunakan media sosial. Namun saat ini saya ingin mengunggah sesuatu, saya akan sering berpikir apakah postingan saya pantas atau tidak. Pasalnya, media sosial digunakan oleh orang banyak. 

Sehingga ketika saya mengunggah sesuatu di media sosial, saya menggunakan media sosial dengan sewajarnya. Karena media sosial adalah salah satu ruang publik. 

Prioritas setiap orang menggunakan media sosial berbeda. Selain ruang publik, media sosial juga merupakan alat yang berfungi bagi setiap orang selama masih didalam kaidah dan norma sosial yang berlaku. 

Sekian dari tulisan ini. Tulisan ini merupakan perspektif saya dalam melihat fenomena yang terjadi di lingkungan saya. Jika teman-teman ada kritikan dan saran silakan disampaikan. 

Sardo Sinaga. 

24 Agustus 2023

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun