Jurnalistik mulai berkembang pesat saat terciptanya mesin cetak yang dipelopori seorang pandai besi dari Jerman, Johannes Gensfleisch zur Laden zum Gutenberg.Â
Sebenarnya informasi penemu mesin cetak masih diperdebatkan karena mesin cetak ditemukan pada negara China dan Korea. Namun fungsinya diperuntukan untuk penggunaan pakaian.
Gutenberg menciptakan mesin cetak yang berasal dari besi rongsokan. Ia bekerja sama dengan pemilik pabrik kertas yaitu Andreas Heilmann dalam proyek membuat mesin cetak. Karya mereka berupa salinan Alkitab yang awalnya berupa beberapa gulungan dan dicetak dalam satu buku.Â
Berkat ciptaan mereka, banyak orang dari berbagai negara memakai mesin mereka untuk mempermudah menyebarkan informasi. Banyaknya instansi pada kala itu terbentuk dalam menyajikan surat kabar. Â Penemuan ini mampu bertahan dan berkembang pesat selama 500 tahun lebih sampai sekarang.
Puncak dari eksistensi jurnalistik terjadi sepanjang tahun 1800-an. Pada masa itu, banyak orang yang meyuarakan kebebasan pers dikarenakan surat kabar dikendalikan oleh para pemimpin eropa saat itu.Â
Selain itu, banyak instansi yang saling bersaing dalam merebut konsumen pasar. Bukan hanya eropa, di Amerika terdapat 2 raksaksa besar dalam menguasai surat kabar Yaitu New York World dan The New York Times.Â
Di Amerika, ada istilah Yellow Journalism yang diartikan Pertempuran HeadLine. Pada awalnya, kedua perusahaan tersebut merupakan patisipan dalam dunia politik Amerika. Namun persaingan mereka mulai berkobar bahkan sampai menyajikan berita yang membuat para politisi Amerika.
Pada tahun era 1900-an jurnalistik bukan hanya melalui media cetak. Era tersebut banyak penemuan-penemuan besar yang salah satunya radio dan televisi.Â
Kedua alat tersebut menjadikan peluang perusahaan-perusahaan besar dalam menyebarkan informasi. Hal ini pula yang masih dilakukan sampai sekarang.