Pada tanggal 9 Februari kemarin telah diperingati sebagai Hari Pers Nasional. Peringatan tersebut merupakan masyarakat untuk kebebasan masyarakat dalam mengakses segala jenis berita. Sehingga berita saat ini seakan menjadi kebutuhan pokok manusia selain Pangan, Sandang, dan Papan.Â
Disengaja ataupun tidak, kita akan tetap bisa mengaskses berita yang terjadi saat ini. Kejadian lingkup lokal, nasional, bahkan dalam skala internasional.Â
Namun tidak sedikit juga berita yang kebenaranya dipertanyakan ataupun palsu (Hoax) sangat mudah ditemui. Hal itu dipengaruri teknologi yang semakin maju.Â
Jurnalistik saat ini terbagi menjadi tiga bentuk. Bentuk-bentuk jurnalistik yaitu Jurnalistik Cetak seperti koran ataupun majalah, Jurnalistik Elektronik seperti radio dan televisi, dan juga Jurnalistik Online yang melalui website. Dari bentuk tersebutlah orang dapat mengakses segala jenis berita.
Namun jarang sekali orang yang mengetahui seperti apa sejarah jurnalistik, bagaimana orang jaman dahulu dapat mengakses pemberitahuan?
Sejarah jurnalistik diperkirakan mulai terbentuk pada masa Kekaisaran Romawi Kuno yang dipimpin oleh Julius Caesar (100-44 SM). Perintah raja saat itu diumumkan melalui Acta Diurna atau yang bisa disebut majalah dinding.Â
Fungsi Acta Diurna saat itu bertujuan untuk memberitahukan masyarakat Romawi tentang kebijakan baru, hasil pengadilan, dan perintah raja.Â
Dari sinilah asal kata Jurnalist yang diambil dari kata "Acta" yang berarti surat, dan "Diurna" yang berarti setiap hari. Hal ini diadopsi ke dalam bahasa Perancis menjadi Du Jour, dan bahasa Inggris Journal yang berarti hari, catatan harian, atau laporan.
Sehingga banyak yang berpendapat bahwa Julius Caecar dikenal sebagai "Bapak Jurnalistik". Hampir sama dengan kasus di Romawi, Kekaisaran China menciptakan surat kabar pertama didunia yang bernama Tching-pao pada tahun 911 masehi. Dari hal itu, metode tersebut mulai banyak kerajaan-kerajaan eropa dan asia memakai metode tersebut.