Mohon tunggu...
Sardo Sinaga
Sardo Sinaga Mohon Tunggu... Freelancer - IG: @raja_bodat

Pecinta Sejarah dan Ilmu Budaya. Pemula. Menulis Apa Saja Yang penting Tidak Melanggar Hukum.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Plagiarisme: Cara Jitu bagi Seorang Pemalas

17 September 2021   12:30 Diperbarui: 17 September 2021   15:52 599
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagi seorang seniman, membuat sebuah karya termasuk hal yang sulit. Mencari sebuah ide, mengaplikasikannya, lalu menjualnya bukanlah perkara mudah. Termasuk seorang penulis. 

Banyak penulis yang mengalami hal tersebut. Saya mengerti betapa sulitnya mencari ide untuk ditulis nantinya. Jika sudah mendapat ide, mencari bahan atau sumber yang nantinya sebagai penguat tulisan tersebut. Setelah tulisan itu jadi, tulisan bisa diunggah ke media manapun ataupun menerbitkan ke penerbit. 

Setelah tulisan itu pun dipublikasikan, kita sendiri tak langsung mendapatkan views secara langsung. Kecuali memang penulis tersebut sudah mempunyai nama besar. Namun ia pun seharusnya sudah melewati masa disaat tulisannya tidak ada yang melihat.

 

Saya rasa semua penulis sudah melewati tahap tersebut. Begitu sulit bagi seorang penulis bisa menjadi seorang penulis. Namun kita juga akan melewati apakah tulisan kita akan ditiru atau tidak. 

Dulu saat saya kuliah, saya sering membeli buku bajakan. Alasannya simpel, murah. Uang 100 ribu saya bisa membeli 5 buku sekaligus. Mungkin banyak orang yang melakukan tersebut. Namun saat saya terjun didunia tulisan, betapa geramnya saya tulisan saya dijiplak orang lain.

Dari kejadian tersebut, saya beranggapan betapa berbahayanya plagiarisme. Bagaimana tidak? Banyak orang mengorbankan waktu, tenaga, dan materi untuk menciptakan sesuatu. Saat ini pun saya mengalami hal itu dalam menulis. 

Banyak orang yang menjiplak karya orang secara mentah-mentah, ataupun diubah sedikit dan mengklaim bahwa itu tulisannya. Biasanya itu disebut Plagiarisme. Kalau bahasa kasarnya, itu adalah pembajakan atau penjarahan karya. Penulis sendiri juga geram atas tindakan tersebut. 

Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 17
Tahun 2010 dikatakan:

Plagiat adalah perbuatan sengaja atau tidak sengaja dalam memperoleh atau mencoba memperoleh kredit atau nilai untuk suatu karya ilmiah dengan mengutip sebagian atau seluruh karya dan atau karya ilmiah pihak lain  yang diakui sebagai karya ilmiahnya, tanpa menyatakan sumber secara tepat dan memadai. 

Gampangannya plagiat sendiri diartikan sebagai sebuah kegiatan meniru karya orang lain tanpa menyatakan sumber yang jelas dan menganggap karya tersebut adalah karyanya. Sebagian orang tindakan tersebut sebagai pembajakan atau pencurian. 

Bagaimana tidak, seseorang bisa kesulitan dalam menciptakan sebuah karya. Namun ada oknum yang sengaja menjiplak karya tersebut dan menganggap bahwa itu adalah karyanya. 

Photo by Jess Bailey Designs from Pexels
Photo by Jess Bailey Designs from Pexels

Namun kita harus melihat terlebih dahulu faktor-faktor mengapa orang melakukan hal-hal tersebut. Menurut saya, sangat sulit menciptakan sebuah karya. 

Seperti yang sudah saya ungkap sebelumnya, kita butuh ide dalam sebuah karya. Kita butuh waktu untuk mencari ide, merealisasikan ide tersebut, dan mempublikasikan. Secara tidak sadar kita mengorbankan waktu, tenaga, dan materi untuk hal itu. 

Kita tahu banyak orang menganggap waktu adalah uang. Menjiplak sebuah karya dan menganggap itu adalah karyanya sebagai menghemat waktu, tenaga, dan materi. Hal ini sebagai jalan pintas bagi mereka. 

Selain itu kurangnya informasi yang ia miliki. Kurangnya informasi yang ia miliki menjadi sebuah keterbatasan dalam mendapatkan ide. Padahal informasi banyak sekali beredar melalui teknologi. Namun tidak sedikit orang kesulitan dalam mencari ide dan akhirnya menjiplak karya orang lain. 

Yang terakhir ialah potensi materi. Menjiplak karya orang lain dan menjualnya sebagai sebuah keuntungan. Tidak mau repot mencari ide dan menjiplak karya orang lain sebagai cara mudah bagi orang untuk mendapatkan uang. Ini yang menjadi konsen bagi orang banyak. 


Ada yang tahu Fiersa Besari? Orang-orang yang mengikuti akun media sosialnya pasti tahu dia seorang pendaki gunung, pencipta lagu, dan seorang penulis. Bagi orang yang mengikuti akun instagramnya pasti tahu bahwa ia sering menyarankan kalau kita ingin membeli buku jangan membeli yang bajakan. Ada alasan tertentu untuk tidak membeli buku bajakan. 

Orang yang menjual buku bajakan biasanya orang-orang yang tidak mau membayar pajak dan tidak memberikan sumbangsih kepada negara, penerbit, dan penulis. Selain itu, dengan adanya barang bajakan orang akan memilih barang bajakan karena lebih murah daripada barang asli. Hal inlah dapat mematikan seseorang dalam sebuah karya seni. 

Bisa dibilang pembajakan dilakukan oleh orang yang ingin mencari untung banyak namun meminimalisir pengeluaran atau kerugian. Namun hal itu memberikan dampak buruk bagi penulis aslinya. Bagi saya sendiri sangat setuju dengan apa yang Fiersa Besari katakan. 

Pada masa seperti ini memang sangat sulit mencari uang. Ada yang bilang bahwa membajak sebuah karya, mereka juga mencari uang dari situ. Tetapi bagaimana orang-orang yang menghabiskan waktunya untuk menciptakan sebuah karya. 

Selain memberikan dampak buruk bagi penulis, kebiasaan menjiplak memberikan dampak ke orang lain bahwa seakan menjiplak menjadi hal lumrah. Kebiasaan-kebiasaan ini menjadikan orang lain semakin malas dalam mencari ide. 

Ketika seseorang berhasil menciptakan sebuah karya, pasti ia akan  bangga karena itu merupakan hasil kerja kerasnya. Saya pun begitu. Namun pasti kita sendiri geram terhadap dengan orang lain yang menjiplak dan mengakui sebagai karyanya. 

Kita bisa lihat seperti apa bahayanya plagiarisme. Bagi saya, orang yang menjiplak atau melakukan plagiarisme adalah seorang pemalas yang memperlihatkan dirinya sendiri bahwa ia adalah pecundang. 

Sardo Sinaga

17 September 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun