Gus Mifta melalui channel YouTube milik Deddy Corbuzier mengatakan "sebenarnya benda apapun tidak memiliki agama. Hanya saja komedi seperti itu di Indonesia masih tabu. Cocoknya komedi seperti itu di America. "
Menurut penulis, itu adalah hal yang masuk akal. Sepengetahuan penulis, orang-orang America tidak terlalu memperdulikan hal- hal tersebut selama tidak ada kontak fisik. Namun berbeda dengan orang-orang Indonesia.Â
Seandainya kita memasuki ranah orang lain, orang lain mungkin akan tersinggung. Namun bagi penulis itu adalah hal yang wajar. Karena tersinggung merupakan sebuah respon  kita terhadap sesuatu. Sama halnya jika kita tertawa. Namun yang jadi permasalahannya adalah efek dari setelahnya.Â
Ada orang yang tersinggung dengan lawan bicaranya, tapi disaat didalam kamar dia berpikir mungkin ada benarnya dia seperti itu. Tapi ada juga orang yang tersinggung, habis itu mereka berantam.Â
Itulah yang terjadi kepada Coki Pardede dan Tretan Muslim. Banyak orang yang kaget dengan gaya komedi mereka. Karena mereka berusaha melawan stigma masyarakat melalui komedi.Â
Hal itulah mereka membentuk group Majelis Lucu Indonesia (MLI) untuk mewadahi komedian-komedian baru. Penulis sendiri juga sering menonton konten mereka bukan hanya gestur mereka yang lucu, melainkan komedi mereka cukup masuk akal.Â
Namun kembali lagi ke-awal. Banyak dari komedi mereka yang tidak bisa diterima oleh masyarakat banyak. Maka dari itu mereka mengajak Habib Jafar Husein sebagai penengah dari sisi agama dan social.Â
Mereka bertiga membentuk group baru Yayasan Pemuda Tersesat untuk membahas isu-isu sosial dengan gaya komedi dan dakwah. Bagi penulis, cara mereka menyajikan hal tersebut sangat menarik.Â
Selain melihat kasus-kasus yang sedang viral, penulis seperti belajar agama lain. Hal ini dikarenakan latar belakang penulis ialah seorang Nasrani. Memahami cara berpikir Habib Jafar sangat mudah dimengerti untuk orang banyak.Â