Mohon tunggu...
Sardo Sinaga
Sardo Sinaga Mohon Tunggu... Freelancer - IG: @raja_bodat

Pecinta Sejarah dan Ilmu Budaya. Pemula. Menulis Apa Saja Yang penting Tidak Melanggar Hukum.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Parmalim, Agama Lokal Suku Batak

2 September 2021   12:17 Diperbarui: 2 September 2021   13:05 3224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar diambil dari: Shutterstock/Kataleewan Intarachote

Sebenarnya, penulis baru mengetahui ajaran "Parmalim" dari internet. Hal inilah penulis berusaha mempelajarinya karena penulis memang berasal dari Suku Batak.

Suku Batak sendiri berasal dari Provinsi Sumatra Utara. Suku Batak sendiri terdiri dari beberapa sub suku yaitu Toba, Karo, Mandailing, Pakpak, Angkola, dan Simalungun. Banyak sekali orang-orang yang terkenal berasal dari Suku Batak seperti Hotman Paris Hutapea, Luhut Panjaitan, Ferdinan Sinaga, Bahkan Radja Nainggolan. Sehingga banyak yang beranggapan bahwa Orang Batak merupakan suku perantauan.

Namun tidak banyak yang mengetahui bahwa dahulu kala ada ajaran atau agama Parmalim sebagai sebuah kepercayaan. Bahkan penulis baru tahu ajaran tersebut. Penulis mencoba bertanya kepada orang-tua penulis, ajaran tersebut merupakan agama orang Batak sebelum mengenal Agama Kristen. Sedikit info, Agama Kristen dulu disebarkan oleh Ludwig Ingwer Nommensen yang menjadi agama mayoritas.

Banyak peneliti yang kesulitan dalam mempelajarinya ajaran Parmalim. Hal ini kebanyakan masyarakat tempo dulu menyebarkan sesuatu dari mulut kemulut. Ada beberapa kajian dari beberapa penelitian terhadap Parmalim seperti Ibrahim Gultom dalam Agama Malim di Batak (2010) dengan pendekatan anthropology.

Orang-tua penulis menjelaskan ajaran Parmalim tidak lagi dianut diera modern seperti sekarang. Banyak dari orang Batak yang lebih memilih Agama Kristen sebagai panutan hidup dan Yesus Kristus sebagai juru selamat. Peru kita ketahui sejenak, Kristen Protestant merupakan agama mayoritas Suku Batak. Namun memang banyak juga orang Batak yang memilih agama besar lain yang ada di Indonesia.

Gambar diambil dari: Shutterstock/Maulana Image
Gambar diambil dari: Shutterstock/Maulana Image

Parmalim atau Ugamo Malim merupakan keyakinan terhadap sang pencipta alam semesta, Mulajadi Nabolon. Mulajadi Nabolon sendiri diartikan sistem ke-Tuhanan oleh orang Batak dahulu kala. Mereka menganggap Alam merupakan hasil dari pemberian Mulajadi Nabolon untuk manusia. 

Karunia inilah yang diyakini orang Batak bahwa menjaga alam sebagai bentuk spiritual. Spiritual ini menjadi sebuah kegiatan upacara adat sebagai rasa syukur kepada Tuhan dan menjadikan kehidupan sebagai penghidupan.

Barulah pada tanggal 14 Mei 1862 misionaris Ludwig Ingwer Nommensen datang ke Padang untuk melakukan penyebaran Agama Kristen. Namun pada saat itu, banyak daerah-daerah di Indonesia mengalami peperangan melawan kolonialisme Belanda. 

Sehingga ia dipindahkan ke Tarutung dengan alasan keselamatan. Selama disana, banyak penolakan kedatangan misionaris tersebut.

Pada akhirnya, ia bernegosiasi dengan raja-raja Lokal dan mendapatkan tempat hidup walaupn sebagian pihak ada yang menolak. Dari sinilah Agama Kristen mulai berkembang dan dapat diterima oleh masyarakat Batak, khususnya Tarutung. 

Orang Batak yang dulunya menolak ajaran-ajaran luar mulai meyakini Agama Kristen sebagai jalan hidup nya. Itulah kenapa Tarutung terdapat landmark Salib Kasih sebagai cikal bakal Agama Kristen.

Seiring perkembangan waktu, raja-raja lokal dan masyarakatnya sebagai jalan kehidupan. Namun tidak bisa dipungkiri Parmalim mulai ditinggalkan. Seperti yang penulis jelaskan, semenjak masuknya Agama Kristen masuk, banyak orang Batak yang menganggap sumber kehidupan.

Hingga sekarang, banyak orang Batak menganggap Parmalim sebagai mitos. Namun ada juga yang tetap berpegang teguh terhadap ajaran tersebut walaupun sudah sangat sedikit. Namun dari pembaca pasti berpikir caranya mereka mempunyai KTP?

Kebanyakan dari mereka mencantumkan agama-agama yang ada di Indonesia hanya sebagai pendataan saja. Semenjak masa Presiden Soeharto, masyarakat wajib memiliki agama yang berlaku yaitu Islam, Kristen Katolik, Hindu, Buddha. 

Selain dari agama-agama tersebut dianggap sebagai ajaran sesat. Pada masa Presiden Gusdur, agama Konghuchu dimasukan sebagai agama nasional yang total ada 6 agama resmi.

Dari aturan tersebut, inilah salah satu agama-agama lokal di Indonesia mulai punah. Selain aturan tersebut, kebanyakan orang-tua mengajarkan anak mereka tentang agama yang mereka yakini. Sehingga kebanyakan orang hanya mengetahui agama resmi yang ada di Indonesia. Minimnya teks-teks tertulis sebagai salah satu faktor mulai punahnya agama-agama lokal.

Sardo Sinaga
02 September 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun