Mohon tunggu...
Fransiskus Sardi
Fransiskus Sardi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Lulus dari Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, Program Filsafat

Follow ig @sardhyf dan ig @areopagus.2023 “Terhadap apa pun yang tertuliskan, aku hanya menyukai apa-apa yang ditulis dengan darah. Menulislah dengan darah, dan dengan begitu kau akan belajar bahwa darah adalah roh” FN

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Bocor Buku "Aku Lelakimu Setia Menunggumu"

2 September 2023   10:42 Diperbarui: 2 September 2023   10:52 264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
DOKPRI. Fransiskus Sardi

Judul: Aku Lelakimu Setia Menunggumu

Penulis: Maman Suherman

Penerbit: Grasindo

Genre: Fiksi

Tebal: 144 hlm

Rate: 4.9/5

Buku ini saya peroleh hasil adu hoki, #GiveAwayBukuKopi, kolaborasi antar Kang Maman, JNE_id dan Kang Komeng. Setelah seminggu diterima dan saya 'kuliti' isinya, rasanya banyak hal yang jadi pelajaran penting.

Buku ini dimulai dengan prembule, yang kiranya menjadi tujuan dan sasaran pembacanya. 'Berikan buku ini kepada calon istrimu, ...calon suamimu, ...dan katakan kau kuciptakan untuk kucintai...'.  Kang Maman dalam buku ini (dalam interpretasi saya) menjadi konselor cinta, ia menawarkan racikan narasi perihal pria dan wanita dalam bentuk puisi.

Puisi-puisinya terbagi dalam sepuluh tema besar, yang di dalamnya berisikan nyanyian hati lelaki yang mencari jantung hatinya. Puisi Maman tidak semata penggalan dan rayuan maut laki-laki untuk wanita, atau sebaliknya, tapi 'berdandankan' selaksa peristiwa dan pesan dan nilai dalam hidup. 

Baca Juga Review Buku Filsafat Anti Korupsi

Dari pengharapan, komitmen, kesetiaan, kehilangan, ketulusan, kegelisahan, hingga keberanian. Setidaknya itu yang saya baca.

Dari 10 tema besar, hal yang paling mengesankan bagi saya adalah kumpulan puisi pada bagian 6, "Jadikan Aku Suamimu". Puisi-puisi pada bagian ini, hemat saya menjadi prasyarat untuk setiap pribadi dalam memilih pasangan. 

Baca Juga Politik Bermartabat IJ Kasimo

Walaupun 'cinta' pada akhirnya 'adalah jawaban sekaligus tujuan' tapi pada titik tertentu ia harus memiliki aturan. Ini mengafirmasi Habibie, 'tidak ada hubungan yang tanpa aturan (prasyarat), jika ingin bebas tetaplah sendiri'.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun