Mohon tunggu...
Fransiskus Sardi
Fransiskus Sardi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Lulus dari Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, Program Filsafat

Follow ig @sardhyf dan ig @areopagus.2023 “Terhadap apa pun yang tertuliskan, aku hanya menyukai apa-apa yang ditulis dengan darah. Menulislah dengan darah, dan dengan begitu kau akan belajar bahwa darah adalah roh” FN

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Memento Mori: Jalan Menuju Kesadaran

11 November 2022   06:12 Diperbarui: 11 November 2022   06:13 288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bangunan di Kota Yogyakrta, Dokpri. Fransiskus Sardi (2022)

Kesadaran metafisis ini juga membuat orang membayangkan bahwa tidak ada kejahatan yang menimpa orang yang telah meninggal, bahwa kisah yang menjadikan dunia bawah tanah (neraka) sebagai tempat teror bagi kita hanyalah sebuah dongeng belaka, bahwa tidak ada kegelapan yang mengancam orang mati, tidak ada penjara, atau lautan api yang menyala-nyala, atau tempat duduk penghakiman, tidak ada orang berdosa yang harus mempertangungjawabkan kejahatan mereka, bayangkanlah: semua itu hanyalah imajinasi para penyair, yang telah menyiksa kita dengan ketakutan yang tidak berdasar. 

Kematian adalah pembebasan dari semua rasa sakit; mengembalikan manusia pada keadaan damai di mana seseorang berbaring sebelum kita dilahirkan. Jika seseorang mengasihani mereka yang telah meninggal, biarkan dia mengasihani juga mereka yang belum dilahirkan. Kematian bukanlah tentang kebaikan atau kejahatan; karena darinya sesuatu bisa menjadi baik atau jahat, dan akhirnya kematian membebaskan manusia dari kemalangan.

Lupakan yang lainnya, pusatkan pikiran pada satu hal: jangan takut akan kematian. Jadikan kematian sebagai kerabat dekat dan sahabat hidup kita. Melalui refleksi dan pemenungan panjang menjadikan kematian sebagai salah satu kenalan dekat manusia, sehingga, ketika saatnya datang atau situasinya muncul mendadak sekali pun, kita sudah punya keberanian untuk keluar dan menemuinya -- kematian. (Seneca, Earthquake).

Kesadaran akan kerapuhan dan kematian manusia, akan menjadikan manusia semakin sadar untuk menjadi hidup lebih baik dan bermanfaat bagi sesama manusia di dunia. Di tengah pandemic covid-19 saat ini, menyadari akan kerapuhan, menjadi jalan untuk lebih peduli dengan hidup, sesama, alam dan juga Tuhan (bagi yang beragama). Bagaimanapun juga kematian adalah bagian dari kehidupan, dan akan tetap beradu sampai penderitaan tidak ada lagi di bumi ini. 

Akhirnya, Memento Mori, Ingatlah Anda Akan Mati!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun