Wajah Aristides de Sousa Mendes kini muncul di perangko atau stempel (stamps) di beberapa negara di dunia. Jauh lebih penting, wajahnya telah terukir dalam hati jutaan orang.
Kita?
Bagaimana dengan tulisan dalam hati kita? Suara hati kita? Masih manusiawi? Atau harus diasah lagi? Kita perlu menyadari bahwa 'kebebasan hati nurani akan selalu eksis dan akan selalu dihormati di mana-mana'. Tidak ada orang yang bisa merebut kemerdekaan suara hati setiap pribadi.
Akhirnya, mari belajar untuk mengasah suara hati; membuatnya peka pada panggilan kemanusiaan; menjadikannya tempat pijakan kebaikan dan ruang untuk bergumul melawan kejahatan. Untuk dikenang berlaksa-laksa orang, dengarkanlah panggilan suara hati Anda.
Refrensi Internet
http://sousamendesfoundation.org/aristides-de-sousa-mendes-his-life-and-legacy/
https://www.vaticannews.va/en/pope/news/2020-06/pope-francis-day-of-freedom-of-conscience.html