[Note: this post was originally published at sarapannasigoreng.blogspot.com]
Hal pertama yg sy sadari saat ntn film ini adl: sy benci melihat bumi terancam.
Iya, harusnya sudah ketahuan sejak enggannya sy diajak tmn2 ntn film bergenre horor atau zombie apocalypse. Seharusnya sudah bisa diketahui sejak sy mimpi buruk setelah ntn Book of Eli. Seharusnya sudah bisa ditarik benang merah dari ketidaksukaan sy pada pernak-pernik berbau steampunk.
Interstellar. Benci sy melihat aktor2nya putus asa melihat ladangnya terbakar. Benci sy melihat keluarga tokoh utama mengangkat piring dari meja yang dilap berapa kalipun akan segera ditutupi debu dari angin yang tidak normal.
Hal berikutnya yang sy sadari saat ntn film ini adl: sy benci pandangan sy dipaksa terus berputar.
Iya, harusnya sudah ketahuan sejak enggannya sy diajak tmn2 naik roller coaster atau galleon. Seharusnya sudah bisa diketahui sejak sy mimpi buruk setelah ntn Twilight yang kedua. Seharusnya sudah bisa ditarik benang merah dari ketidaksukaan sy pada pertunjukan tong setan.
Interstellar. Benci sy melihat aktor-aktrisnya mengoper obat anti mabuk saat menghadap jendela kaca yang menampilkan ruang angkasa dalam pesawat yang berputar. Benci sy melihat Endurance setengah merangkak, setengah berputar menuju ke dekat Uranus, mencari wormhole yang tidak normal.
Hal terakhir yg sy sadari saat ntn film ini adl: sy benci berjam-jam dikuliahi ttg hal2 yg tak bisa sy pahami.
Iya, harusnya sudah ketahuan sejak enggannya sy diajak tmn2 membahas d kuadrat x atau kurva mawar. Seharusnya sudah bisa diketahui sejak sy mimpi buruk setelah siangnya mengerjakan quiz Matematika 2. Seharusnya sudah bisa ditarik benang merah dari ketidaksukaan sy pada pembicaraan berbau teknis.