Mohon tunggu...
Philip Bae
Philip Bae Mohon Tunggu... Wiraswasta - Direktur di PT. Penerbit Sarang Plus

Penerbit Sarang Plus yang telah berdiri sejak tahun 2021 adalah sebuah perusahaan penerbit asal Korea Selatan. Saat ini Penerbit Sarang Plus sedang berfokus untuk membuat berbagai bacaan menarik dan bermanfaat untuk pengembangan kepribadian anak. Kami berusaha untuk menerjemahkan buku-buku terbaik dan terlaris dari berbagai negara seperti Korea Selatan, Jepang, dan Amerika Serikat dll. Selain itu kami juga mencoba untuk menjembatani budaya Indonesia dan Korea Selatan dengan menerbitkan berbagai dongeng dari masing-masing negara. Kami juga berharap buku-buku yang kami sediakan dapat meningkatkan minat baca anak-anak Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Sosok Pilihan

Pemenang Nobel Sastra Han Kang dan Penangkapan Presiden Yoon Seok-yeol di Korea Selatan

20 Januari 2025   13:59 Diperbarui: 20 Januari 2025   14:05 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Benar sekali! Inilah kekuatan sejarah dan kekuatan sastra.

Presiden Yoon Seok-yeol [Sumber: BBC Korea]
Presiden Yoon Seok-yeol [Sumber: BBC Korea]

Kesempatan kali ini saya tidak ingin membahas politik, melainkan sastra. Sastra memiliki peranan penting dalam menghubungkan masa lalu dan masa kini, di mana masa lalu dapat membantu masa kini, dan yang mati dapat menyelamatkan yang hidup.

Pada Rabu, 15 Januari 2025. Untuk pertama kalinya dalam sejarah Korea Selatan, presiden yang sedang menjabat dan melakukan darurat militer ilegal akhirnya di tangkap. Artinya, masa kegelapan yang pernah terjadi di tahun 1980 tidak akan terulang kembali. Selain itu, kejadian ini menjadi bukti bahwa masyarakat Korea Selatan sudah lebih baik dari pada masyarakat di 1980-an.

Sastra cenderung lebih berkembang pada masa kegelapan. Kekuatan sastra memungkinkan kita bergerak dari kegelapan menuju cahaya. Seperti pada sejarah masa kelam yang pernah terjadi di Indonesia, ada seorang pejuang beranama Kartini, yang memperjuangkan hak-hak perempuan di Indonesia melalui karya sastra—Habis Gelap Terbitlah Terang.

Ketika sastra berkembang, negara juga dapat berkembang. Memang betul, politik dan ekonomi memiliki kontribusi penting bagi pembangunan suatu negara, tetapi sastra adalah fondasi dari semua itu.

Seperti karya sastra berjudul Human Acts—yang meraih Penghargaan Nobel Sastra—dapat memberikan pengaruh dalam politik dan pemerintahan di Korea Selatan, saya berharap Indonesia juga dapat menghasilkan banyak karya sastra hebat dan berpengaruh yang menyentuh hati banyak orang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun