Dan dia ingin menciptakan ruang yang siapa saja bisa datang dan membaca buku dengan bebas. Banyak orang khawatir bahwa jika buku dibuat dapat dibaca secara bebas, akan semakin sedikit orang yang membeli buku dan akan banyak pula buku yang akan dicuri, tetapi ketua Shin Yong-bok punya ide berbeda.Â
Menurutnya toko buku seharusnya tidak hanya menjadi tempat untuk menghasilkan uang. Jadi Shin Yong-ho menginstruksikan toko Buku Kyobo untuk tidak membungkus semua buku dengan plastik, tidak mengganggu orang yang sudah lama membaca buku, serta tidak melarang buku disalin ke dalam buku catatan pribadi.Â
Akhirnya perusahaan Buku Kyobo selalu ramai dikunjungi orang yang ingin membaca, memilih, dan membeli buku.Â
Penjualan tahunan Pusat Buku Kyobo mencapai 780 miliar won (sekitar 9 triliun rupiah) pada 2021. Moto Pusat Buku Kyobo sangat terkenal di Korea selatan, "Orang membuat buku, dan buku membuat orang".
Toko buku di Indonesia juga dapat menerapkan strategi yang digunakan oleh toko buku Barn and Noble serta toko buku Kyobo, membebaskan para pembaca untuk memilih buku yang diminati dan menikmati waktu berlama-lama di toko buku untuk mendapatkan buku yang tepat.Â
Strategi ini dapat memicu kenaikan jumlah pembaca di Inggris, Amerika, maupun Korea. Dengan harapan minat baca penduduk Indonesia yang saat ini rendah dapat naik sehingga dapat meningkatkan jumlah pembaca di Indonesia dan menjadikan membaca menjadi salah satu lifestyle penduduk Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H