Mohon tunggu...
Philip Bae
Philip Bae Mohon Tunggu... Wiraswasta - Direktur di PT. Penerbit Sarang Plus

Penerbit Sarang Plus yang telah berdiri sejak tahun 2021 adalah sebuah perusahaan penerbit asal Korea Selatan. Saat ini Penerbit Sarang Plus sedang berfokus untuk membuat berbagai bacaan menarik dan bermanfaat untuk pengembangan kepribadian anak. Kami berusaha untuk menerjemahkan buku-buku terbaik dan terlaris dari berbagai negara seperti Korea Selatan, Jepang, dan Amerika Serikat dll. Selain itu kami juga mencoba untuk menjembatani budaya Indonesia dan Korea Selatan dengan menerbitkan berbagai dongeng dari masing-masing negara. Kami juga berharap buku-buku yang kami sediakan dapat meningkatkan minat baca anak-anak Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Terapi Buku Bergambar dan Peran Penting Buku Bergambar dalam Proses Parenting

2 Februari 2023   13:49 Diperbarui: 2 Februari 2023   13:55 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagaimana cara kita membesarkan anak dengan baik? Merupakan salah satu pertanyaan yang banyak ditanyakan orang tua.

Seorang terapis buku bergambar Kim Se-sil dari Korea Selatan mengatakan bahwa menggunakan buku bergambar sangat efektif dalam menjaga emosi anak.

Dalam bukunya "Parenting Picture Book", ia mengatakan bahwa buku bergambar sangat membantu dalam menjaga emosi anak dalam berbagai tahap perkembangan. Kim Se-sil mengatakan buku bergambar merupakan alat yang sangat penting dalam membesarkan anak. 

Gambar 1. Cover depan buku
Gambar 1. Cover depan buku "Parenting Picture Book" | karya Kim Se-sil 

Menurut Kim Se-sil, anak mengalami kegagalan setiap hari dan cara efektif untuk membantu mereka menghadapi kegagalan tersebut adalah dengan membaca buku bergambar serta berbicara dari hati ke hati dengan orang tua. Hal inilah yang disebut dengan “Parenting Picture Book”.

Misalnya, ketika anak mulai mampu melakukan sesuatu sendiri, mereka akan mulai mengatakan "tidak" atau "aku" pada pendapat orang tua mereka. Psikolog Erik Erikson mengatakan anak pada usia 18 bulan hingga 3 tahun akan mengalami tahap "Otonomi vs. Perasaan Malu dan Keragu-raguan", pada tahap ini anak akan berjuang untuk mencapai tugas "otonomi"nya. Untuk anak dalam tahap ini buku "Ibu, Aku Akan Melakukannya" karya penulis Jang Seon-hee dan ilustrator Park Jeong-seop akan sangat membantu. 

Anak-anak dapat belajar berempati secara emosional dan memperoleh semangat besar dengan melihat apa yang coba dilakukan oleh tokoh utama dalam buku tersebut dan mencoba menerapkannya pada dirinya sendiri. Orang tua yang membacakan dan mendampingi anak juga dapat merenungkan kembali tentang menjalankan peran menjadi orang tua yang baik. 

Gambar 2. Cover depan buku
Gambar 2. Cover depan buku "Ibu, Aku Akan Melakukannya"  karya penulis Jang Seon-hee dan ilustrator Park Jeong-seop

Buku berjudul “Waktu Menunggu Ibu Pulang” karya penulis Izumi Motosita dan Gabar Chiaki Okada asal Jepang yang menceritakan isi hati seorang anak yang sedang menunggu ibunya pulang bekerja juga berdampak untuk perkembangan emosional anak. 

Anak-anak yang pada umumnya memiliki pengalaman menghabiskan cukup banyak waktu menunggu orang tua mereka pulang bekerja akan bersimpati dengan tokoh utama dalam buku tersebut. Rasa simpati dan empati tersebut akan membantu perkembangan emosional anak.

Gambar 3. Cover depan buku “Waktu Menunggu Ibu Pulang” karya penulis Izumi Motosita dan Gabar Chiaki Okada
Gambar 3. Cover depan buku “Waktu Menunggu Ibu Pulang” karya penulis Izumi Motosita dan Gabar Chiaki Okada

Buku bergambar adalah karya sastra pertama yang ditemui anak-anak. Karena itu buku bergambar merupakan alat yang sangat penting bagi perkembangan anak. 

Tidak hanya membantu dalam bidang pendidikan buku bergambar juga  membantu perkembangan emosional anak dan membuat anak merasakan pengalaman yang belum pernah mereka alami secara langsung. 

Melalui buku bergambar mereka juga dapat mulai membangun hubungan yang baik dengan orang dewasa di sekitarnya seperti orang tua dan guru mereka, terutama saat mereka menghabiskan waktu membaca buku bersama.

Karena itu saat ini di berbagai negara seperti Korea Selatan menyediakan pelatihan story telling buku bergambar bagi siapa saja yang berminat, pelatihan ini dilaksanakan oleh Asosiasi Seni dan Budaya Buku Bergambar Korea. 

Asosiasi ini akan melatih orang-orang untuk dapat melakukan story telling didampingi berbagai kegiatan yang menunjang perkembangan anak seperti musik, tarian, lukisan, dan berbagai macam permainan. 

Hal serupa juga mulai berkembang di Indonesia, pelatihan diadakan oleh komunitas-komunitas baca yang dapat diikuti orang tua maupun guru untuk meningkatkan perkembangan psikologis anak-anak Indonesia.

Anak-anak membutuhkan makanan untuk pertumbuhan tubuhnya, tetapi mereka juga membutuhkan makanan untuk perkembangan emosinya. Bagaimana caranya agar buku bergambar dapat bekerja maksimal dalam perkembangan anak? Caranya adalah dengan membaca buku bergambar bersama anak, agar hati dan pikiran mereka dapat berkembang menjadi lebih baik dan lebih kuat.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun