Mohon tunggu...
Sarah Alifia Suryadi
Sarah Alifia Suryadi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

lahir di Jakarta pada 8 Agustus 2003. Saat ini sedang menempuh semester 3 di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Aktif di Lembaga Pers Mahasiswa dan mendalami dunia kepenulisan sejak dua tahun terakhir. Pesan Ali bin Abi Thalib yang membuatnya semangat untuk menulis yaitu “Semua penulis akan mati. Hanya karyanyalah yang akan abadi. Maka tulislah sesuatu yang membahagiakan dirimu di akhirat nanti.”

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tolak Ukur Akidah dalam Islam

5 Desember 2022   20:55 Diperbarui: 5 Desember 2022   21:19 638
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Akidah adalah landasan iman yang didasarkan pada kebenaran yang tertinggi. Kehadiran akidah menghubungkan manusia dengan prinsip-prinsip utama agama. Dalam Islam, keimanan dikaitkan dengan tauhid bagai tali yang mengikat. 

Tauhid merupakan keyakinan bahwa Allah itu Esa. Keterikatan ini bukan sekadar kepercayaan, melainkan keyakinan yang mempengaruhi gaya hidup penganutnya. Iman memotivasi seseorang untuk gigih mempertahankan dan mengorbankan diri sendiri demi keyakninan tersebut.

Untuk mencapai tingkat iman tertinggi, tasawuf mengategorikan tahapan-tahapan tingkat keyakinan sebagai titik mula atau tolak ukur tingkatan akidah seseorang.

  • Tingkat Ragu (Taqlid)

Fase pertama ini menggambarkan orang yang beriman hanya karena mengikuti lingkungan di sekitarnya, tidak pernah memperdalam makna perbuatannya dan tidak memiliki pendirian sendiri. Tingkat akhlaknya masih bergantung pada dunia luar yang cenderung berubah.

  • Tingkat Ilmul Yaqin

Pada tingkat ini, keyakinan seseorang diperoleh dari pengetahuan yang diyakininya benar, meskipun ia belum pernah melihat atau mengalaminya sendiri. Orang ini dapat digambarkan beriman atas sesuatu yang memiliki nalar atau dalil, tetapi tidak dapat menemukan atau merasakan hubungan yang kuat dan mendalam dengan ilmu atau dalil yang diperolehnya. Sehingga, level ini bisa lebih jauh lagi dikelabui oleh keberatan-keberatan yang masuk akal dan mendalam.

  • Tingkat Ain Al-Yaqin

Seseorang pada level ini meyakini sesuatu secara rasional, ilmiah dan mendalam mampu menunjukkan hubungan antara objek (madlul) dan pengetahuan atau bukti (dalil). Tingkatan ini tidak lagi bisa dikelabui oleh sanggahan rasional dan ilmiah. Keyakinan yang diperoleh didasarkan pengalaman yang telah dialami secara personal.

  • Tingkat Haqq Al-Yaqin

Orang yang berakidah kuat memperoleh keyakinan berdasarkan pengalaman spiritualnya sendiri lebih dari sekadar pengamatan maupun pengaruh orang lain. Seseorang ini dapat menunjukkan hubungan antara objek dengan bukti, dapat dinalar secara rasional, mampu menghubungkan secara ilmiah dan mengalaminya melalui pengalaman dalam praktik ajaran agama.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun