[caption id="attachment_316373" align="aligncenter" width="448" caption="KAL 007-747. Images:checksix.com"][/caption]
.
1 Septembar 1993, Rusia menembak jatuh pesawat Korea KAL 007-747, penerbangan dari New York City menuju Seoul Korea Selatan.
.
[caption id="attachment_316376" align="aligncenter" width="448" caption="MH17. Images:dailymail.co.uk"]
.
Beberapa hari lalu pesawat Malaysia MH 17 mengalami hal yang serupa dengan KAL 007.
.
Dalam kedua kasus, pemerintah Rusia dengan tegas membantah keterlibatannya, meremehkan siapa saja yang berani menuduhnya.
KAL 007 memuat 269 penumpang, sekitar 61 orang Amerika ada di KAL 007. Dalam kasus tersebut, muncul pertanyaan, mengapa pesawat yang terbang dengan menggunakan teknologi navigasi canggih, bisa melenceng sekian mil masuk ke wilayah udara Rusia? Yuri Andropov, mantan bos Vladimir Putin di KGB, bersikeras bahwa Kremlin tidak bersalah. Namun akhirnya terungkap dari rekaman komunikasi audio dua pilot Rusia yang bergembira karena berhasil menembak pesawat.
.
Perbedaan besar antara Ronald Reagan (KAL007 , Sept 1993) dengan Barack Obama (MH 17, Juli 2014) adalah reaksi awal dari kedua presiden USA.
.
.
[caption id="attachment_316377" align="aligncenter" width="448" caption="PRESIDEN USA RONALD REAGAN. Images:washintonpost"]
.
Ronald Reagan
Reagan berada di peternakannya di Santa Ynez Mountains, Santa Barbara, saat ia menerima kabar melalui telpon (7:30 waktu California) dari Bill Casey (direktur CIA) bahwa Soviet mungkin telah menembak jatuh pesawat, mungkin Korea. Reaksi pertama Reagan adalah berdoa:"semoga hal itu tidak benar". Sampai 7:10 keesokan hari, CIA masih tidak mampu mengkonfirmasi rincian peristiwa, Reagan berteriak:”Mereka adalah warga sipil tidak berdosa. Sial Rusia!” (Sumber: Biografi Ronald Reagan)
Reagan segera terbang ke Washington. Dalam siaran persnya mengatakan:”Soviet brutal, tidak berperasaan, tindakan keji, tindakan barbar, tindakan teroris, Rusia telah berbohong”
Dalam pertemuannya dengan Dewan Keamanan Nasional di Ruang Bundar (Oval Office) 5 Sept, berulangkali Reagan mengecam Rusia:”kejahatan dan pembantaian”.
Dalam pidato 15 Sept di Asosiasi Angkatan Udara, Reagan kembali mengecam:”pembunuh massal, Soviet barbar”
Sikap dan pernyataan keras dari Ronald Reagan, diiringi juga dengan tindakan yang hati-hati, Reagan tidak berniat perang, tidak berniat merusak atau menggagalkan kemajuan pengurangan/pelucutan senjata nuklir. Reagan menekan Rusia dengan ekonomi (perang ekonomi)
Cara terbaik untuk bereaksi? Reagan memutuskan untuk merespon dengan terutama dengan kata-kata, dibandingkan dengan sanksi atau respon militer. Dia mengarahkan senjata favoritnya: Rudal jelajah kata-kata. Sebelumnya, Rusia telah melabeli Reagan sebagai “Evil Empire”
Jadi, sepanjang September 1993, Reagan telah membakar Uni Soviet melalui kata-kata, pidato dengan topik panas di seluruh dunia.
Singkatnya, reaksi Ronald Reagan terhadap jatuhnya pesawat Korea oleh Rusia adalah satu kekuatan, karaktern dan kepemimpinan.
.
.
[caption id="attachment_316380" align="aligncenter" width="448" caption="PRESIDEN USA BARACK OBAMA. Images:wilmington.org"]
.
Barack Obama
Adapun reaksi Obama terhadap jatuhnya MH 17 tidaklah jelas. Bahkan siapa yang memberitahu pertamakali ke Obama juga tidak jelas. Laporan sejak 2009 mengenai sepak terjang Vladimir Putin yang telah mengekspansi Ukraina, hanya ditampung saja. Putin telah berulangkali membuat Obama tampak bodoh.
Reaksi awal Obama, bukannya pernyataan keras, mengecam, atau mengutuk peristiwa MH 17 sebagai sesuatu yang biadab. Dalam pernyataannya di Delaware, sebelum memulai pidato, Obama sempat bercanda dan menyinggung Partai Republik untuk tidak mendanai proyek bandara. Ada sekitar 23 orang Amerika tewas dalam tragesi MH 17, dan dia mengatakan “sepertinya tragedi yang mengerikan”
Dari Delaware, Obama bukannya menuju Ruang Bundar (Oval Office), tetapi justru ke New York untuk acara penggalangan dana bagi Demokrat.
Polanya sangat mirip seperti 2009, saat Obama membrikan reaksi yang menyedihkan terhadap pemberontakan di Iran. Demokrat pun malu atas sikap Obama. Melalui penasihat politiknya, keesokan harinya barulah Obama memberikan reaksi keras terhadap pemberontakan di Iran. Dan memang, pernyataan Obama pada 18 Juli lalu, jauh lebih serius. Mungkin staff nya menangkap dan mengoreksinya, membimbing dia untuk member respon sebagaimana seharusnya Obama sebagai Presiden Amerika.
Respon awal Obama terhadap tragedi MH 17 yang telah menewaskan hampir 300 orang, akan diingat oleh banyak orang.
Sekalipun seorang Presiden, tetapi respon awal bukankah seharusnya datang secara alami, tidak harus dilatih ?
.
.