Mohon tunggu...
Jonatan Sara
Jonatan Sara Mohon Tunggu... wiraswasta -

isteri saya cuma satu, nggak niat nambah

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Kartu Sehat, Kartu Pintar, lalu Kartu BBM?

26 Agustus 2014   15:45 Diperbarui: 18 Juni 2015   02:31 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kartu Sehat, Kartu Pintar, Lalu Kartu BBM ?

[caption id="attachment_320965" align="aligncenter" width="448" caption="images: kompas"][/caption]

,

Jokowi ini memang senangnya main kartu.

Bagi Jokowi, dengan kartu, masalah ruwet menjadi simple.

Masalah kesehatan, masalahnya muter-muter seputar mahalnya biaya berobat, sampai-sampai orang miskin dilarang sakit. Padahal yang paling banyak sakit itu justru orang miskin. Jokowi keluarkan jurus saktinya. Keluarlah yang namanya Kartu Sehat. Di Jakarta namanya kartu Jakarta Sehat. Dengan kartu ini, orang miskin nggak perlu kuatir lagi soal biaya untuk berobat. Yang biasanya takut sama dokter gigi, tiba-tiba jadi berani nantangin ketemu.

Demikian juga masalah Pendidikan. Orang miskin banyak yang berhenti sekolah. Katanya usia sampai 12 tahun itu wajib belajar, tapi kalau mahal ya akhirnya anak belajar di jalanan, jadi anak jalanan, belajar cari duit dengan ngamen, bahkan jadi copet. Sekali lagi Jokowi menunjukkan kesaktiannya. Kartu Pintar menjadi solusi. Anak-anak mulai sekolah lagi, bisa beli sepatu, tas, alat tulis, sekaligus ongkos angkot.

Masalah besar menghadang Jokowi. Subsidi BBM sepertinya sudah tidak bisa ditolerir lagi, sudah memberatkan APBN. Kalau kondisinya seperti ini, Jokowi tidak bisa menjalankan pemerintahan. Program kerjanya bakalan mandek. Harga BBM ini bagaikan buah simalakama. Naik salah, nggak naik salah.

.

Sepertinya Jokowi sedang menyiapkan jurus saktinya sekali lagi: Kartu BBM

.

Subsidi BBM dinilai sudah tidak tepat sasaran. 70% penerima BBM adalah orang berduit, punya mobil. Kalau pakai Kartu BBM, subsidi dapat diberikan secara tepat kepada yang benar-benar membutuhkan. Orang yang punya mbil sudah tidak bisa beli BBM bersubsidi lagi, yang punya motor masih boleh. Uang subsidi BBM dapat dialihkan ke sektor lainnya, misalnya pertanian, perikanan, pengadaan pupuk, mesin pertanian, dsb,dsb.

Kalau ada Kartu BBM, dompet jadi tambah tebal

Di dalam dompet ada KTP, SIM A, SIM B, STNK, ATM ada 2, Kartu Kredit ada 2, Kartu Asuransi Kesehatan, Kartu Sehat, Kartu Pintar, Kartu BBM, Foto Isteri dan anak, uangnya gak ada. Laper, lihat Warteg cuma bisa lihat doang, ga bisa makan di situ.

.

.

Mungkin Jokowi perlu keluarin Kartu Warteg juga ?

.

.

.

.

.

Jonatan Sara

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun