Mohon tunggu...
Adi Pujakesuma
Adi Pujakesuma Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

KEBENARAN HANYA MAMPU DILIHAT MELALUI MATA KEMATIAN

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Jeritan Hati Anak TKI dari Negeri Sabah

26 Agustus 2018   09:56 Diperbarui: 26 Agustus 2018   09:52 280
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jeritan Hati Anak TKI dari Negeri Sabah (sumber gambar:perspectivee.id)

Pendidikan itu memamang mahal, terlebih bagi anak-anak yang berdomisili di perbatasan Indonesia-Malaysia dan aspirasi anak-anak tersebut patut mendapat apresiasi.

Setelah membaca judul berita "Parah, KRI Serahkan Sekolah Anak TKI di Sabah Dijadikan Lahan Perkebunan." Sebagaimana diberitakan portal online perspectivee.id beritanya tidak ada muatan yang membahayakan NKRI, sekiranya lumrah anak-anak tersebut menjerit hatinya usai mengetahui sekolahnya ditutup. Pasalnya setelah sebelas tahun beroperasi, tanpa hujan tanpa badai sekonyong-konyong koder sarana pelayanan pendidikan yang dikelola Yayasan Peduli Insani Nusantara di Sabah Malaysia akan beralih fungsi sebagai lahan perkebunan. 

Tanpa sadar dari bangku sekolah itulah masa depan mereka ditempa. 

Dari bangku sekolah inilah lahirnya Lurah, Camat, Bupati, Gubernur, Menteri hingga Presiden dilahirkan.

Perihal surat terbuka dari Desri seorang anak didik disana ini, saya rasa tidak ada kalimat atau kata-kata mengandung unsur "makar" di dalamnya. 

Sebagai orang tua/guru alangkah mulianya memotivasi aspirasi anak-anak dibatas NKRI ini, jangan sampai merasa paling "cerdas" saling berbalas pantun tanpa solusi. Cerdas yang sesunggujnya bukan untuk dipamerkan, tetapi diaplikasikan agar lebih bermanfaat bagi generasi masa depan generasi penerus bangsa.

Rencana Pemerintah mengalih fungsi lahan, dari sarana pendidikan menjadi lahan perkebunan agar kiranya ditinjau kembali untuk dievaluasi agar tidak dikomersialisasi pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab.

Sebagaimana amanah UUD 1945 "mencerdaskan kehidupan bangsa" hendaknya dijadikan acuan, tidak hanya menuruti keinginan investor merobek-robek sumberdaya alam Ibu Pertiwi.

Saya yakin niat baik anak-anak menulis surat terbuka ini sudah didengar oleh orang nomor satu di negeri ini, apa lagi beliau sosok yang nasionalis.

Mari kita sikapi surat ini dengan kepala dingin, hati boleh panas, namun kepala harus tetap dingin. Fikiran boleh berbeda, tetapi mari kita sama-sama berfikir demi mencerdaskan kehidupan bangsa yang lebih bermartabat, sebagaimana amanah UUD 1945.

Dalam surat terbuka itu Desri menuliskan pesan sebagai berikut,

'KEPADA  YANG TERHORMAT

Presiden Republik Indonesia

Bapak. Ir. H. Joko Widodo

Kami anak-anak TKI di Sabah Malaysia memohon pada bapak agar pelayanan pendidikan yang diselenggarakan oleh Yayasan Peduli Insani Nusantara yang sudah berjalan 11 tahun di Sabah, Malaysia agar tidak ditutup, sebab kalau ditutup maka masa depan kami akan hilang, yayasan ini sudah 11 tahun berjalan kenapa konsulat Indonesia di Tawau mau ambil alih? 11 tahun mereka ada dimana? Seharusnya mendukung dan membantu bukan melenyapkan yayasan tersebut.

Jadi kami minta pada bapak presiden agar Yapinus jangan dihentikan oleh konsulat. Kami mohon Pak!!!

-Kami anak TKI mewakili Ribuan Anak TKI lainnya yang ada di Sabah Malaysia

Sabah, Malaysia

20 Agustus 2018                                  

Desri (ditandatangani)'.

Menulis itu pekerjaan orang merdeka, yang mengungkungkan fikirannnya untuk mencurahkan segala aspirasinya melalui tulisan. Malu lah sama Desri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun