Mohon tunggu...
Adi Pujakesuma
Adi Pujakesuma Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

KEBENARAN HANYA MAMPU DILIHAT MELALUI MATA KEMATIAN

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Niac Mitra, Klub Lokal Penakluk Arsenal Terkubur Sejarah

17 Oktober 2017   14:50 Diperbarui: 17 Oktober 2017   14:57 4119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Niac Mitra, Klub Lokal Penakluk Arsenal Itu Terkubur Sejarah 

Ditengah-tengah kericuhan fanatisme pendukung sepakbola Indonesia berujung kematian. Dulu, tim nasional PSSI sering kebanjiran tamu hebat dari Amerika Latin dan Eropa. Mulai dari Dinamo Moskow-Rusia, Santos Brazil, tim nasional Uruguay pernah datang untuk uji tanding.

Tentu kita masih mengingat ketika, Arsenal melawat ke Indonesia di tahun 1983. Reputasi klub elite London kala itu tidak sementereng sekarang. The Gunners, datang dengan diperkuat kiper legendaris Pat Jennings, dua pemain nasional Inggris Kenny Sansom, dan Graham Rix serta si legenda hidup David O'Leary, datang ke tanah air menggelar laga persahabatan. Mereka menang 3-0 atas PSMS Plus di Medan, 5-0 atas PSSI Selection di Senayan.

Kemudian, saat Arsenal melawat ke surabaya tepatnya pada 17 Juni 1983 lawan juara Galatama, Niac Mitra, hasilnya sangat mencengangkan. Arsenal kalah 0-2. Ini jauh lebih hebat saat Niac Mitra snggup menahan PSV dengan Ruud Gullit dan kawan-kawan di Senayan. Skor imbang 3-3. Betapa kejamnya sinisme beberapa orang pada waktu itu, banyak yang mencibir kekalahan Arsenal direkayasa, sengaja mengalah. Salah satu alasannya lantaran mainnya jam 2 siang. Atau diusirnya salah satu pemain Arsenal oleh wasit. Opini publik sangat tidak menghargai perjuangan pemain-pemain Niac Mitra.

Kala itu publik Stadion 10 Nopember menajdi saksi bisu ketangguhan klub lokal Niac Mitra mempermalukan Arsenal. Fandi Ahmad pemain asal Singapura membuat gol di menit 37, sebelum ditutup Joko Malis di menit 85. Tim asal Inggris yang menggelar laga persahabatan selalu menderita di Surabaya.  

Prestasi Niac Mitra, tiga kali Juara Kompetisi Galatama pada tahun 1980-82, 1982-83, 1987-88. Satu kali Runner up Kompetisi Galatama tahun 1988-89. Runner up Piala Galatama tahun 1992. Juara Aga Khan Gold Cup 1979.

Reputasi klub lokal Niac Mitra kala itu begitu disegani lawan-lawannya. Tidak seperti sekarang, klub-klub lokal negeri ini belum mampu unjuk gigi hingga kancah Asia. Di Indonesia saat itu adalah eranya Niac Mitra (sekarang Mitra Kukar), Persebaya, Arseto Solo, Krama Yudha Tiga Berlian, Assyabab Salim Group (ASGS) dan lain-lain yang bintangnya meredup terkubur kehebatan anarkisme suporter sepakbola Indonesia.

17 Oktober 2017

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun